Mohon tunggu...
Laurentia Diva Putri Anggita
Laurentia Diva Putri Anggita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Semester 1 Universitas Airlangga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan

Seorang mahasiswa baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harta, Tahta, Vincentius Bata da Costa: 3 Teladan yang Bisa Diterapkan di Masa Pandemi

14 Desember 2020   15:29 Diperbarui: 14 Desember 2020   15:41 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Konstituante.net

Vincentius Bata da Costa ialah seorang politikus berdarah Flores yang dilahirkan tepat pada tanggal 22 Januari 1927. Nama beliau masih terdengar asing ditelinga sebagian orang dan mungkin ini adalah artikel pertama yang anda baca yang membahas kisah teladan beliau. Artikel ini akan berisi perjuangan, teladan, dan tindakan nyata yang beliau lakukan bagi negara ini. Baik, langsung saja kita mulai!

Perjuangan

Vincentius Bata da Costa merupakan seorang alumnus Schakelschool Ndao di Ende, yang pada tahun 1942, sekolah tersebut dibubarkan karena kedatangan penjajah dari Jepang sehingga guru-guru dan pastor asal Belanda dibawa ke kamp internir milik Jepang. Setelah 3-4 tahun berselang, Jepang akhirnya kalah dan beliau memberanikan diri untuk mengikuti verklaring examen yang terletak di Kupang. Setelah dua tahun berjalan, di tahun 1948, beliau bersama rekan-rekan lainnya di Maumere membentuk suatu gerakan perlawanan yang disebut Kanilima. Setahun kemudian, pada tahun 1949, beliau dikirim untuk bersekolah di MULO (salah satu sekolah tinggi di Makassar) oleh Raja Don Thomas. Setelah lulus dari MULO, beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada dan mengambil jurusan Ilmu Hukum. Di saat menempuh pendidikannya sebagai mahasiswa, beliau menjabat sebagai sekretaris di Tim Perumus Konstituante pada tahun periode 1956-1959. Itulah kehidupan beliau sebelum dan saat memasuki dunia politik orde lama untuk pertama kalinya.

Teladan

Vincentius Bata da Costa melanjutkan kiprah dunia politiknya dengan memasuki parta politik. Setelah beberapa tahun berproses, di masa orde baru beliau bergabung dengan fraksi PDI. Dalam fraksi ini, berliau cukup ter-spotlight karena ide dan gagasan pemikirannya yang hebat. Pemikiran beliau saat itu adalah mengenai usulan dimasukkannya Hak Asasi Manusia dalam rancangan KUHAP yang semula diadakan tahun 1980 berhasil ditunda hingga setahun kemudian dan sidang tersebut pada akhirnya mengesahkan HAM dalam KUHAP

Kegigihan dan sikap pantang menyerah yang beliau wujudkan ini patut diberi apresiasi luar biasa, karena tanpa adanya kegigihan beliau, mungkin HAM masih tidak terdengar hingga saat ini.

Tindakan Nyata

Tak hanya sampai di kegigihannya untuk mempertahankan pemikirannya mengenai HAM dalam KUHAP, ternyata beliau juga mempraktikkan penegakan HAM dalam kehidupannya. Beliau terkenal dengan sikap yang selalu bersimpati dan berempati. Hal ini dibuktikan dengan keresahannya terhadap kata "penjara". Beliau merasa bahwa kata "penjara" terdengar tidak manusiawi, sehingga beliau menyarankan agar kata "penjara" diubah menjadi "lembaga pemasyarakatan" atau biasa disingkat LAPAS. 

Teladang yang beliau berikan ini sudah sepatutnya kita jadikan panutan dalam kehidupan anak muda zaman sekarang. Namun, terkadang keadaan membuat kita terlalu terlena terhadap masalah ataupun isu yang melanda di negara kita. Lalu, di masa pandemi ini, bisakah kita meneladani sikap dari Vincentius Bata da Costa? Bisa pasti bisa, asal kita memiliki kemauan dan rasa peduli yang besar. Berikut adalah 3 implementasi dari teladan Vincentius Bata da Costa di masa pandemi :

1. Harta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun