Mohon tunggu...
Laurensius Alvin
Laurensius Alvin Mohon Tunggu... Lainnya - Laurensius Novian Alvin

Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Atmajaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film

Inklusivitas dan Multikulturalisme dalam Film

25 Januari 2022   05:13 Diperbarui: 25 Januari 2022   05:19 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyaknya pulau, sehingga masyarakat yang ada memiliki perbedaan dengan masyarakat yang lainnya. Perbedaan yang ada pada masyarakat dapat berupa ras, suku, agama, budaya, dan adat istiadat.

Setiap daerah di Indonesia pada umumnya memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti makanan khas, budaya khas, pakaian, dan yang lainnya. Hal ini menjadikan setiap daerah yang ada di Indonesia berpotensi untuk menjadi tempat wisata, baik bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Internasional.

Dengan adanya perbedaan ini di masyarakat, tak jarang ada sebagian masyarakat yang tidak bisa menerima perbedaan tersebut, bahkan ada beberapa orang yang menganggap budaya mereka merupakan budaya yang terbaik. Penolakan perbedaan tersebut biasanya berujung penghinaan dan konflik.

Dengan adanya konflik perbedaan antar masyarakat, maka terciptalah golongan-golongan masyarakat sendiri, seperti contohnya masyarakat dengan suku Jawa hanya akan bergaul dengan masyarakat suku Jawa lainnya. Hal ini tentu saja akan mengganggu hubungan sosial dengan masyarakat yang lainnya.

Sumber: Marketeers.com
Sumber: Marketeers.com

Film merupakan sebuah karya atau ciptaan yang berupa gambar bergerak dan menceritakan tentang suatu hal tertentu, baik cerita fiksi maupun non-fiksi. Film dibuat dengan tujuan untuk menghibur masyarakat, tetapi tak jarang juga terdapat nilai-nilai yang bermakna di dalam film.

Film juga sering dianggap sebagai media komunikasi kepada masyarakat dengan cara menyelipkan nilai-nilai tertentu di dalam film. Dengan menonton film masyarakat dapat memperluas ilmu pengetahuan dan wawasannya, serta dapat mengetahui hal-hal baru.

Di dalam film juga sudah terdapat batasan usia, sehingga masyarakat dapat menyesuaikan film apa yang pantas dan tidak pantas untuk ditonton. Hal ini juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang belum dapat dipahami oleh anak usia tertentu, oleh karena itu pembatasan usia sangat diperlukan.

Dalam film-film tertentu, memang ada beberapa sutradara yang sengaja untuk membuat suatu cerita, dengan maksud ingin menunjukkan secara langsung sebab dan akibat yang dapat terjadi dalam suatu masalah.

Dengan begini masyarakat yang menonton film tersebut menjadi tahu solusi jika masalah tersebut benar-benar terjadi dan film tersebut juga dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun