Mohon tunggu...
Laurensia Angelyn
Laurensia Angelyn Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Awam

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kisah, Tragedi, dan Pencapaian Minke

28 September 2021   23:17 Diperbarui: 28 September 2021   23:26 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah Annelies Mellema pergi untuk selama - lamanya, Minke pergi ke daerah orang Betawi untuk memulai perjalanan studinya di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau singkatnya sekolah kedokteran khusus orang pribumi. Sayang, kehidupan asrama dengan banyaknya peraturan mengekang jiwa kebebasan seorang Minke. 

Dengan kehidupan jurnalistik dan organisasi, harapannya untuk menjadi seorang dokter kini pupus. Minke kembali terfokus kepada penindasan oleh kaum Eropa atau kulit putih kepada orang pribumi. 

Walaupun gagal, setidaknya ia berhasil menemukan tambatan hatinya, Ang San Mei. Seorang gadis Tionghoa yang berkecimpung di bidang organisasi guna mengabdikan dirinya untuk mempersatukan kaum Tionghoa di Hindia Belanda yang pada akhirnya  ia peristri. 

Jiwa Minke yang sempat memadam kembali membara. Perjuangannya untuk melakukan revolusi di Hindia Belanda pun dimulai. Namun sayang, tak lama dari itu gadis Tionghoa yang sudah diperistri untuk kedua kalinya harus pergi dari hadapan Minke karena sakit keras. 

Dengan harapan sang istri, Minke mulai mengabdikan diri dengan perlahan mendirikan organisasi bagi kaum pribumi untuk memajukan kehidupan mereka. Dari, Syarikat Priyayi yang gagal lalu muncullah Syarikat Dagang Islamiyah yang kemudian berhasil besar karena bantuan koran Medan. Tetapi sekali lagi digulingkan akibat tuduhan menunggak pada bank. Pada akhirnya Minke, aset, dan ketidak beruntungannya ini diasingkan ke wilayah timur Jawa. 

Tidak sepenuhnya gagal, kehadiran seorang Minke membuat pemerintahan kolonial Belanda murka karena rakyat pribumi dianggap menjadi sosok yang lebih cerdas dengan munculnya organisasi tersebut. 

Wajahnya dicari dimana - mana oleh Belanda karena  Jurnalistik menjadi alat perlawanannya terhadap bangsa Eropa dan ternyata membuahkan hasil. 

Ditengah keberhasilannya ini, sekali lagi Minke kembali memperistri wanita pribumi Princess yang menjadi istri terakhirnya. Minke menjadi gambaran seorang pahlawan dengan perjuangan luar biasa.

Penggunaan bahasa yang ciamik merupakan ciri khas Pram sebagai penulis, dan terlihat jelas pada buku tetralogi terakhir ini. Pengenalan cerita sejarah dan suasana pada masa awal perjuangan perlawanan kepada kaum Eropa juga berhasil dituangkan dengan sangat jelas. 

Di abad ke-21 ini sulit ditemukan perpaduan unik antara cerita sejarah dan fiksi seperti buku Jejak Langkah. Dari segi kaidah kebahasaan, terlihat penulisan Pramoedya sangatlah rapi dan detail. 

Alur cerita yang sangat lama sebagai contoh dibutuhkan 100 halaman hanya untuk mengerti satu peristiwa yang dimaksud oleh Pram. Sehingga, tidak heran tebal buku menjadi hal yang perlu ditimbang sebelum terhanyut ke dalam cerita ini. Penggunaan ejaan bahasa lama samar - samar masih ditemukan. Sama seperti koin, seindah - indahnya karya tetap memperlihatkan sisi yang membuat pembaca menghindari buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun