Mohon tunggu...
Laurentia Wahyuni
Laurentia Wahyuni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pekerja yg ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Elizabeth I

26 Agustus 2010   05:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:42 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu tokoh sejarah yang saya kagumi adalah Ratu Elizabeth I dari Inggris. Beliau adalah seorang ratu yang membawa Inggris pada kejayaan. Beliau lahir dari keluarga kerajaan yang hancur sehancur-hancurnya. Lha bagaimana tidak ancur, wong bapaknya sendiri yang menghukum mati sang ibunda.Tapi dari pengalaman pahit tersebut tidak muncul seorang wanita cengeng yang terpuruk dalam kepahitan. Justru muncul seorang pemimpin luar biasa yang mencintai rakyatnya dan mengesampingkan kepentingan dan perasaan pribadinya.

Elizabeth I pernah mengalami pukulan hebat saat sepupunya Mary Stuart kedapatan bersekongkol merencanakan pembunuhan kepadanya dengan tujuan merebut tahta Elizabet. Mary Stuart merasa dirinya lebih berhak atas tahta tersebut karena dirinya didukung separuh rakyat Inggris yang beragama Katolik Roma dan juga mendapat angin dari Raja Philip dari Spanyol yang juga Katolik fanatik.Semantara Elizabeth sendiri seorang Protestan yang masih merupakan agama minoritas di Eropa. Saat penadilan Inggris memutuskan hukuman mati untuk Mary Stuart, Elizabeth merasa keberatan karena ia merasa hukuman itu tidak pantas bagi seorang keturunan raja dan bagaimanapun juga Mary adalah sepupunya. Tapi dia sadar hukum adalah hukum dan harus dijalankan siapapun pelanggarnya. Tidak boleh ada pengampunan karena apa yang dilakukan Mary adalah tindakan kudeta dan penghianatan terhadap ratu sebagai simbol negara.

Pukulan kedua datang dari pria yang dicintainya yaitu Sir William Raleigh. Sang pria lebih memilih wanita lain yang lebih muda dan segar ketimbang sang ratu. Kalau saya jadi Elizabeth mungkin sudah saya pites tuh William Raleigh, lha kok berani-beraninya bikin ratu patah hati.Tapi Elizabeth mengampuninya dan mendapat bantuan dari Raleigh saat Inggris diserang Raja Philip dari Spanyol yang ngamuk karena sekutunya Mary dihukum mati. Elizabeth lebih mengedepankan kepentingan bangsanya yang membutuhkan keahlian Raleigh untuk menghadapi serangan Spanyol.

Seberapa banyak pemimpin seperti Elizabeth sekarang ini. Yang sadar ada kepentingan yang lebih tinggi dari kepentingan dan perasaan pribadinya? Yang menjalankan hukum dengan tegas walau hatinya mungkin menolak? Yang mau mengampuni jika itu baik untuk bangsanya? Tidak ada istilah pengurangan hukuman atau remisi untuk Mar Stuart dengan alasan kesalahan administrasi misalnya (Lho kok jadi nyindir seseorang ya? hehehe) Yang tidak membiarkan perasaan pribadinya mempengaruhi keputusan politisnya demi kepentingan bangsanya? Dan itu semua dilakukan oleh seorang jomblowati sejati seumur hidup dari keluarga broken home kelas berat. Lebih mengagumkan lagi wanita itu dari abad pertengahan.Di Indonesia saja beberapa tahun lalu saat ada calon presiden wanita banyak pihak yang berkotek tentang Haramnya seoarng wanita menjadi pemimpin. Betapa kita tertinggal terlalu jauh....

Surabaya , 26 Agustus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun