Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Gayus Ditanyai Malaikat Munkar dan Nakir

16 Oktober 2015   01:14 Diperbarui: 16 Oktober 2015   08:20 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image Source: wall.alphacoders.com"][/caption]

Gayus terkejut. Tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan bosnya. Bercandakah dia?

“Ayo lah, kali ini saja tolonglah Kami. Tolong keluarga Kami...”

“Tapi...”

Si Bos tetap memaksakan permintaannya, “Sepanjang hidup Kami sekeluarga, tak pernah sekalipun kami mematuhi permintaan ayah Kami. Inilah saatnya. Almarhum hanya berwasiat jelang kematiannya agar ada yang menemaninya tidur di dalam kuburnya. Hanya satu malam saja.”

“Tapi, Pak...”

Kembali Si Bos memotong, “Aku ngerti, aku ngerti maksudmu. Kami sekeluarga sudah merundingkan semuanya. Hanya Kamu orang yang bisa kupercayai untuk melakukan ini. Dan Kami telah sepakat akan memberimu lima ratus juta. Ayo lah, hanya malam ini saja. Jika Kamu menolak, Kamu telah menyakiti hatiku, menyakiti almarhum ayahku dan keluargaku.”

.....

Edhian! Wasiat edhian! Bos edhian! Keluarga edhian...! Gayus keluar dari ruangan bosnya sambil merutuk dalam hati. Urusan mati, urusan kubur, kok dipake mainan. Aku memang bukan koruptor seperti Gayus Tambunan yang uangnya milyaran, Aku hanya Office Boy di kantor ini, tapi mbok ya jangan disuruh-suruh seenaknya, Gayus semakin merutuk. Ikut dikubur menemani orang mati? Hiiiy... membayangkannya saja sudah merinding.

Tapi lebih edhian lagi omongan istrinya, saat Gayus pulang menceritakan permintaan bosnya itu. “Mas..., Mas..., hanya orang goblok yang gak mau menerima uang lima ratus juta itu. Jumlah segitu sangat besar bagi kita, Mas. Kita bisa beli rumah dan gak ngontrak lagi, kita bisa beli sawah di kampung. Sisanya masih banyak untuk ditabung.”

“Tapi...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun