Mohon tunggu...
Lativani Rahmania
Lativani Rahmania Mohon Tunggu... Human Resources - 085791601345 (chat only)

الكتابة للمعرفة

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpangsiuran Pelaku Pendidikan dalam Memahami Konsep "Remedial Teaching"

7 November 2018   01:03 Diperbarui: 7 November 2018   11:10 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hingga saat ini masalah belajar masih saja menjadi perhatian yang cukup serius. Informasi mengenai masalah belajar ini masih terdengar simpangsiur dan sering disalahartikan baik oleh guru maupun orang tua. Kebanyakan dari mereka secara langsung menganggap ketidakmampuan peserta didik sebagai dampak kemalasan mereka dalam belajar dan berlatih, sehingga peserta didik mendapatkan nilai jelek dalam beberapa mata pelajaran. Kemudian secara langsung peserta didik dituntut untuk mengulangi tes yang mereka anggap sebagai tes remidi untuk mencapai target nilai tertentu tanpa adanya evaluasi dan pembekalan meteri terlebih dahulu. Memang salah satu tujuan dari tes remidi adalah agar anak mampu mencapai standart kompetensi tertentu pada tes remidi ini, namun pelaksanaannya tidaklah begitu.

Harus kita fahami, bahwa terdapat dua macam masalah belajar, yang pertama adalah masalah belajar primer yang disebut gangguan belajar dan masalah belajar sekunder yang disebut kesulitan belajar. Kedua masalah belajar ini membutuhkan penanganan yang berbeda, untuk itu orang tua dan guru perlu menganalisa dan mendiagnosa terlebih dahulu apa sebenarnya yang melatarbelakangi masalah belajar peserta didik. Bisa jadi karena metode yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Bisa jadi penjelasan guru kurang bisa dimengerti. Bisa jadi sebenarnya peserta didik mampu mengerjakan soal ujian, namun pada hari dilaksanakannya ujian ia mengalami suatu masalah yang dapat mengganggu konsentrasinya. Yang jelas, ketidakmampuan peserta didik dalam mencapai suatu target pembelajaran tidak selalu disebabkan oleh keteledoran peserta didik. Namun juga disebabkan beberapa faktor lainnya. Setelah memahami masalah peserta didik secara jelas, orang tua dan guru baru bisa menentukan bagaimana langkah yang seharusnya ia lakukan untuk mengentaskan peserta didik dari ketidakmampuannya. Jika memang diperlukan remedial teaching, maka harus dilaksanakan sesuai prosedur, tidak langsung meminta peserta didik mengikuti ujian remidi tanpa mengikuti bimbingan terlebih dahulu.

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, bagaimana sebenarnya prosedur remedial teaching yang benar?

Apakah setelah mengetahui bahwa hasil ujian peserta didik tidak memenuhi standart kompetensi tertentu kemudian guru bisa dengan mudah langsung memberi soal remidi? Jawabannya tentu tidak.

Perlu kita sadari bahwa setiap peserta didik mempunyai keunikan yang beragam. Karenanya program pembelajaran remedial hendaknya didesign sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai kecepatan, kesempatan dan gaya belajar masing-masing.  Sejalan dengan sifat keunikan tersebut, maka dalam pembelajaran remedial juga perlu digunakan metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Adapun kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam proses pembelajaran remedial adalah:

1. Memberikan tambahan penjelasan dan contoh real. Karena terkadang peserta didik mengalami kesulitan memahami sesuatu yang hanya 1 kali dijelaskan, apalagi jika penjelasan tersebut tidak disertai dengan ilustrasi yang tepat.

2. Menggunakan strategi, metode, serta media yang berbeda dengan sebelumnya. Karena bisa jadi kesulitan peserta didik disebabkan karena strategi, metode dan media yang digunakan guru tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Mengkaji ulang pembelajaran.

Poin terakhir yang perlu dibahas adalah metode pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, pembajaran remedial bisa dilakukan dengan:

1. Pemberian pembelajaran ulang yang disampaikan dengan cara menyederhanakan materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun