Mohon tunggu...
Latif Lf
Latif Lf Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Insan muda yang berusaha menjadi Indonesia seutuhnya :)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sinergi (Segitiga Energi) Indonesia

4 April 2015   18:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh : Latif Lf


Indonesia darurat! begitu headline yang dipasang pada semua sumber berita hari hari ini, surat kabar yang tidak lagi berbasis media cetak maupun media elektronik semarak 20 tahun lalu, kenyataan hari ini tidak sesuai dengan apa yang diomongkan, bahwasanya Indonesia akan jaya dan akan mengalami masa keemasan, setiap manusia dari berbagai pulau sudah tinggal hanya beberapa orang, jangankan untuk mensejahterakan orang lain, untuk hidup sendiripun susah. Tidak ada lagi berbicara tentang holywood sesuai dengan yang diceritakan buyutnya, bioskoppun tidak mampu memantulkan sinar dari film. Blueprint tentang program Indonesia terang tahun 2015 malah menjadi sumber bahan bakar agar tetap menerangi sekitar.

Andai saja waktu bisa diulang kembali, begitu pikir mereka dengan keadaan yang dimiliki saat ini, sehingga pada malam itu berkumpullah orang-orang dalam sebuah ruangan yang sempit sambil meratapi keadaannya. Hey, ini pasti gara-gara kakekmu dulu seandainya gak jadi presiden pasti gak bakalan seperti ini, celetuk salah seorang. Ini bukan salah kakekku dulu, tapi kakek dia, sambil menunjuk salah seorang dari mereka, seandainya kakek dia tidak menjadi mafia, pasti tidak akan seperti ini, seluruh program yang baik pasti akan berjalan dengan baik. Sudah-sudah, jangan saling menyalahkan, seandainya saja kakekku punya kekuasaan pada saat itu, pasti semua tidak akan seperti ini. Heh kakekmu emang siapa? Bisa-bisanya kau berkata seperti itu. Ya kakekku memang tidak seterkenal kakek kalian, namun cerita ini akan membuktikan apa yang kakekku perjuangkan dulu.

Dahulu, pada tahun 2015, dimana saat itu, seluruh lembaga yang mendeklarasikan dirinya berjuang di bidang energi, berlomba-lomba dalam riset dan inovasi terkait pengembangan energi terbarukan, maupun pengelolaan energi yang  tidak terbarukan. Semua giat mengkampanyekan kegiatan hemat energi di berbagai media yang ramai pada waktu itu. Pemerintah terus membuat kebijakan yang katanya pro rakyat, lembaga-lembaga pendidikan setiap tahunnya menghasilkan alumni-alumni yang ahli di bidang energi, yang bahkan semasa kuliahnya mereka aktif dalam kampanye hemat energi dengan mengadakan lomba maupun menjadi peserta lomba.

Pemikiran mereka semuanya sepakat bahwa ” Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat sejalan  dengan tingkat kehidupannya. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan akibat adanya  penurunan secara alamiah dan semakin menipisnya cadangan. Penghematan telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable)”. Setiap dari individu pintar dalam hal pemikiran, dan dibanggakan pula oleh kelompoknya masing-masing pada saat itu.

Kakekku dulu berasal dari desa, dia adalah gambaran orang yang sering dibicarakan dalam artikel-artikel tentang daerah tertinggal, yang jauh dari program pemberdayaan desa tertinggal, jangankan berbicara tentang film terbaru, ataupun mobil terbaru, untuk melihat dalam mediapun tidak ada, karena tidak ada aliran listrik kedaerah kakekku. Namun disana terdapat, hal luar biasa, yang katanya bisa dibuat sebuah energi alternative, desa yang tidak mendapat penerangan ternyata tidak memiliki, potensi luar biasa yang bukan hanya mampu menerangi desanya, namun juga satu pulau yang luasnya jutaan kali luas desanya.

Kakeku dulu masih kuliah di kota yang dibiayai oleh pemerintah untuk menempuh pendidikan tinggi, kakekku itu konsen sekali terkait program-program tentang energi, baik itu dari skala mikro, yaitu terkait penggunaan energi baik secara langsung maupun tidak langsung, sampai skala makro, terkait dari kebijakan pemerintah maupun para industry bidang energi yang giat dalam bisnis untuk kemakmuran Indonesia.

Pada waktu itu dia memilki mimpi, andai saja antar elemen bisa bersinergi, elemen yang dimaksud adalah pemerintah, pebisnis, dan masyarakat pengguna. Tiga elemen yang menjadi harapan dalam pembangunan Indonesia kedepan, yang setiap elemen ini memiliki fungsi yang dijalankan dengan benar dan sesuai dengan peran fungsinya masing-masing, dimana tujuan utamanya adalah kemakmuran masyarakat.

Kakekku menamakannya dengan sebutan SINERGI ( Segitiga energi ) Indonesia, yaitu konsep  keterpaduan antara tiga elemen dalam menjalankan fungsinya. Dimana sector perhatian utama adalah masyarakat selaku konsumen yang menggunakan energi secara baik dan manusiawi, dalam artian tidak boros dan masing-masing merasa bijak dalam menggunakan energi, yaitu pintar dalam menggunakan, bukan hanya mereka hanya mengkonsumsi selagi mereka ada, namun mereka berpikir kedepan terhadap cucu mereka. Indonesia sebagai penduduk tertinggi keempat dunia, jelas dalam sehari penggunaan Indonesia akan mencatatkan daya tinggi, dengan asumsi setiap keluarga sudah menggunakan energi, walaupun pada kenyataannya setiap daerah konsumsi energinya beda, ada yang konsumsi energi listrik, ada yang mengkonsumsi energi minyak untuk menerangi malam mereka dengan cempornya. Tetapi yang paling utama disini adalah pola pikir yang dibangun adalah pola pikir bahwa hari ini adalah salah satu langkah terhadap masa depan, yaitu satu watt penggunaan energi sama dengan mengurangi satu watt jatah anak dan cucu mereka dimasa depan.

Kemudian setelah masyarakat sebagai konsumen, mampu menggunakan secara bijak, maka dari itu yang paling penting adalah para pebisnis, yang menjadi sumber para konsumen mendapatkan sumber energi. Pola pemikiran ekonomi untuk sebuah keuntungan yang sebanyak-banyaknya, dengan modal sekecil-kecilnya harus mampu parallel dengan pembangunan Indonesia, yaitu sejalan dengan prinsip ekonomi Indonesia,bahwasanya setiap kekayaan alam Indonesia digunakan untuk kemakmuran rakyat. kegiatan Hulu dan hilir sebagai pembeda aktivitas bisnis energi, benar-benar perlu dimaksimalkan, dari sector hilir, secara giat mengekplorasi seluruh potensi energi alternative, dari mulai matahari, angin, air, gelombang air laut, bahan bakar bio, panas bumi, dan gas bumi. Lalu berikutnya di hilir yang meliputi pengolahan dan pemasaran. Karena pada sector hulu lah yang paling banyak memberikan nilai tambah, para perusahaan dengan kegiatan bisnisnya harus mampu menjadi Powerhouse ekonomi bagi Indonesia, bukan hanya untuk kepentingan perut mereka, bahkan kalau bisa nasionalisasi seluruh asset yang masih dikuasai asing, dengan kesiapan sdm dan teknologi anak negeri.

Kemudian yang paling penting dari keberjalanan itu semua adalah dari kesigapan pemerintah dalam mengawal kebijakan-kebijakan agar masyarakat dapat menerima haknya, perusahaan juga dapat menjalankan kewajibannya, agar segitiga energi mampu dijalankan dengan baik. Jelas dimulai dari regulasi regulasi yang sesuai dengan kondisi kemampuan rakyat sembari parallel untuk mendukung para pebisnis dalam menjalankan usaha, serta mengontrol masyarakat agar jangan terlalu boros dan membuat mereka lebih produktif dan tidak terlalu konsumtif dalam menggunakan energi. Beberapa hal yang menjadi dasaran pemerintah dalam membuat kebijakan adalah kebutuhan rakyat masa kini, dan masa yang akan datang, dalam artian dengan prediksi jumlah penduduk serta kebutuhan yang akan datang, itu semua masih bisa terpenuhi, jika memang apa yang dimiliki sekarang terbatas, maka buat kebijakan untuk pembatasan energi, jika yang akan digunakan untuk masa depan masih belum diperhatikan masih belum dilirik, buat kebijakan agar dua elemen lain yaitu, pebisnis dan masyarakat konsumen mau dan mampu meliriknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun