Mohon tunggu...
Latif fika
Latif fika Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Blogger di www.latifika.com dan Kompasiana | Content creator

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Trend Skincare 2021: Local Pride!

14 September 2021   09:06 Diperbarui: 5 Oktober 2021   04:40 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixbay free images

Sudah semua? Belum. Pasti masih ada brand yang belum saya sebut.

Beberapa di antara mereka ada yang sudah satu dekade dan ada pula yang baru hitungan bulan.  Namun, usia brand tidak menentukan keberhasilan, karena nyatanya ada anak baru yang datang dengan konsep minimal ingredients namun hasilnya memuaskan banyak customernya. 

Cukup membanggakan di tengah gempuran produk "made-in luar negeri". 

Tapi, satu hal yang menarik untuk diketahui, walaupun pasar skincare tanah air sudah didominasi produk lokal namun tetap kiblat brand-brand itu mengikuti Korea Selatan. Sebut saja trend ingredients Bakuchiol yang menjadi alternatif anti aging selain retinol, Centella Asiatica (Cica) yang meredakan kemerahan dan juga Mugwort yang menggantikan tea tree oil meredakan jerawat namun tidak membuat kulit kering. Ketiga bahan natural yang naik daun beberapa tahun lalu di Korea itu kini sedang hype di 2021 di Indonesia.

Mengapa banyak bermunculan brand lokal? Tidak bisa dipungkiri bisnis skincare memang sangat menjanjikan, karena kulit glowing adalah dambaan siapa saja terutama kaum yang selalu ingin dibilang cantik. Terlebih sekarang ada jargon yang sering digaungkan bahwa "skincare adalah investasi masa depan". 

Selain menjanjikan karena targetnya jelas dan luas, bisnis ini juga sangat menguntungkan. Saya pernah membaca kisah seorang wanita yang mendirikan brand sendiri. Modal awal Rp 400 juta bisa kembali dalam hitungan bulan. Maka tidak heran, berdasarkan data, ada setidaknya Rp 99 Trilyun pendapatan industri kecantikan pada tahun 2020. Besar sekali, bukan?

Sebenarnya pakai skincare itu sama sekali tidak salah koq, apalagi dengan tujuan merawat wajah terlebih bila sudah punya suami. Hanya saja kadang ketika melihat review skincare dimana-mana kita lalu impulsif membeli. Padahal yang dirasakan orang cocok, belum tentu di kita cocok. Terlebih sekarang banyak beauty influencer yang tidak benar-benar memakai produknya tapi langsung mereview positif karena permintaan brand.

Maka, tidak ada salahnya kita selektif memilih referensi personal. Sikap selektif itu akan membuat kita tidak mudah tergiur oleh review yang belum tentu dibuat dengan jujur. Yah walaupun tetap saja soal skincare itu cocok-cocokkan, bisa jadi sudah ditulis jujur namun kulit kita belum tentu menerimanya dengan baik. 

Selanjutnya, kita harus belajar mengenali ingredients dari setiap produk yang kita coba, terlebih jika tidak cocok. Sehingga di lain waktu kita sudah punya bekal untuk memilih skincare. Dan jangan lupa, pastikan untuk memilih skincare yang sudah ber-BPOM dan MUI. Sekarang sudah gak zaman lagi skincare racikan yang dijual bebas di toko kosmetik yang membuat kulit putih kinclong tapi kena sinar matahari sebentar langsung merah bak kepiting rebus di rumah makan seafood.

Jadi ingat, dulu waktu saya SMP, belasan tahun lalu, beberapa teman sudah pakai krim-krim racikan yang teksturnya lengket dan gerah (yang ternyata adalah krim bermerkuri). Glowing, licin, bebas komedo apalagi jerawat. Bikin mupeng donk. Walaupun begitu saya tidak berani juga karena yah masih SMP ini. Namun, saya bisa "maklum" karena pilihan skincare belum sebanyak dan sebaik sekarang. Tapi kalau sekarang masih ada yang memakai krim racikan non BPOM, wah sayang sekali, mungkin mainnya kurang jauh. 

Pilihan skincare lokal sekarang sudah banyak dan tidak kalah sama Korea. Sayangi kulit kita ya, karena benar kata jargon itu, "skincare adalah investasi masa depan",  kulit kita yang sekarang (sehat atau sakit)  adalah manifestasi  apa yang sudah kita lakukan kita di masa lalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun