Akhirnya aku dan istri mengajak suami Bu Wita untuk ikut kami membagi-bagikan nasi box itu.
Setelah nasi box itu kami bagikan semua, aku menemui bapak tukang parkir yang ada di depan mini market. Aku dan suami Bu Wita duduk di sampingnya. Sementara istriku masih di dalam mobil.
"Assalamualaikum Pak? Masih ingat saya?" tanyaku sambil mendekati bapak parkir itu dengan membawa tiga nasi box dan satu dus sembako yang sudah aku siapkan.
"Masih Nak." jawab bapak itu sambil mengipaskan topinya karena memang cuaca sangat panas.
"Bapak, ini ada sedikit rizki buat bapak, ibu dan cucu bapak ya?" aku menyodorkan nasi dan bingkisan itu.
"Ya Allah, Nak... alhamdulillah... semoga Allah membalas kebaikanmu Nak." ucap bapak itu sambil menangis.
"Mari Pak kami antar ke rumah bapak ya? Supaya bapak segera bisa makan nasi ini bersama istri dan cucu bapak." pintaku.
Akhirnya kami mengantar bapak parkir itu ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, aku dan istri sangat prihatin dengan keadaan rumah bapak itu. Kulihat raut wajah mereka sangat bahagia ketika mereka memakan nasi box itu.
Aku dan istri bahagia sekali bisa melihat orang-orang disekitar kami ikut bahagia. Keesokan harinya, aku tidak melihat lagi bapak parkir itu di depan mini market. Mungkin mereka masih cukup dengan bingkisan yang kami berikan itu yang bisa untuk makan kurang lebih tiga hari.
Akhirnya aku dan istri berniat membagi-bagikan nasi box dan bingkisan tiga hari sekali. Dengan harapan semua masyarakat bisa melaksanakan lockdown dengan baik. Sehingga penyebaran virus corona segera berlalu.
Marilah saatnya semua pihak untuk saling menguatkan dalam mencegah penyebaran virus corona. Semoga sebelum bulan Ramadhan, virus corona berlalu.
Subang, Â 28 Maret 2020