Cobalah belajar menjadi matchmaker. Pilihkan pengganti yang tepat untuk si korban. Asalkan sosok pengganti pilihan kita benar-benar terbaik dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama dengan pasangan di masa lalunya.
So, jangan mencibir atau menghakimi mereka yang batal menikah. Kompasianer, maukah kalian memberi dukungan psikologis pada orang-orang seperti itu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!