Tinggal bagian yang sulit: berpamitan. Jose pasti takkan suka kalau ia bangun nanti. Pelan dan hati-hati, Ayah Calvin naik ke kaki ranjang. Ditatapnya anak tunggalnya penuh kasih sayang. Separuh tubuh Jose tersembunyi di balik selimut.
Sejak semalam Jose tidur di kamar Ayah Calvin. Jadinya, Ayah Calvin tak tidur sendirian lagi. Anak itu mengambil bantal sutra kesayangan Ayahnya. Tak apa, asalkan Jose senang.
"Sayang, Ayah pergi dulu ya. Ayah janji akan kembali secepatnya..." bisik Ayah Calvin.
Diciumnya kening Jose. Hampir berhasil, hampir saja. Jika Ayah Calvin tidak membuat suara berisik saat turun lagi, Jose takkan terbangun kaget.
"Ayah!"
Oh ini sulit, sangat sulit. Lihatlah, Jose terbangun. Anak itu menampilkan puppy eyes dan pillow face-nya.
"Ayaaaah, Jose mimpi buruk lagi!"
Demi mendengar itu, Ayah Calvin tak tega. Ia kembali naik, lalu mengelus-elus kepala Jose.
"Mimpi buruk apa, Sayang?"
Rupanya Jose memimpikan kejadian semalam. Saat dirinya kembali dari rumah ibadah. Sekelompok pria bersarung meneriakinya 'orang asing', 'mata sipit', dan 'piggy'. Jose tak tahu apa salahnya. Orang-orang bersarung itu memaki Jose karena mata sipit dan kulit pucatnya.
"Ayah, kenapa Jose dibilang piggy? Padahal Jose kan nggak pernah makan piggy..." Anak itu setengah memprotes.