Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Resensi Novel Ayah, jika Sabari adalah Calvin Wan

10 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 10 Februari 2019   06:14 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Young Lady, Marlena perempuan beruntung tapi tak tahu diri. Beruntung karena ia dicintai pria yang begitu baik. Tak tahu diri karena ia menyia-nyiakan Sabari. Sabari melakukan apa pun untuk merebut hati Marlena. 

Sampai-sampai dia bekerja di pabrik milik Markoni, ayah Marlena, agar bisa lebih dekat dengan perempuan binal itu. Sayangnya, apa pun yang dilakukan Sabari tak sedikit pun meluruhkan kebencian Marlena.

Puncaknya, Marlena hamil. Biasalah, akibat pergaulan bebas. Oh my God, Sabari pun bersedia menikahi Marlena! Kurang baik apa coba?

Tak hanya itu, Sabari pun mencintai anak yang dilahirkan Marlena. Zorro, nama anak itu. Meski Zorro bukan anak kandungnya. Waktu Zorro masih kecil, Sabarilah yang merawatnya. Memeluk, mendongeng, menyitir puisi, membuatkannya susu, dan mengajaknya ke taman kota tiap sore. Hello Marlena, where are you?

Perempuan stupid itu baru muncul lagi untuk mengambil Zorro. Dibawanya Zorro hidup berpindah-pindah dan menjalani masa kecil yang tak menentu. Sementara itu, hati Sabari hancur saat Zorro dibawa pergi. Ia figur ayah lembut, sabar, peka, dan perasa.

Kekurangan buku

Eits, nggak apa-apa ya Young Lady sebut kekurangannya dulu. Banyak adegan tidak penting yang seharusnya bisa dibuang. Misalnya, adegan adu cepat antara Sabari yang berjalan kaki, Zuraida yang bersepeda, dan juru antar surat pengadilan yang naik motor. 

Lalu adegan perdebatan tak penting Ukun vs Tamat, mestinya bisa dihilangkan. Tokoh-tokoh figuran tak penting pun akan lebih baik bila ditiadakan saja supaya cerita bisa lebih fokus pada Sabari, Izmi, Zuraida, juru antar surat, Jon gitaris, dan Makmur Manikam. To be honest, kehadiran mereka mengganggu Young Lady saat membacanya. Young Lady ingin terus terfokus pada Sabari.

Lalu, eksplorasi interaksi Zorro dan Sabari masih kurang banyak. Jika pola hubungan ayah dan anak itu bisa diperdalam lagi, dan intensitasnya dinaikkan lagi, akan lebih menyentuh. Kisah Sabari ini sudah sangat mengharukan. 

Tapi, sayang sekali, porsi kekonyolan tak penting Ukun-Tamat dan kisah tokoh figuran lainnya mengurangi porsi cerita utama. Padahal Young Lady paling menyukai kisah kedekatan Sabari dengan anak semata wayangnya.

Well, entah ini disebut kekurangan atau tidak. Sorry to say, Andrea Hiratta. Sayang, sayang sekali...mengapa Sabari tidak kau buat tampan dalam cerita? Agak risih Young Lady membaca deskripsi wajah Sabari: kening seperti lutung, gigi tupai, dan telinga wajan. Oh Sabari, kau sosok ayah ideal. Akan lebih sempurna lagi bila dirimu setampan Calvin Wan. Young Lady jadi berpikir-pikir, benarkah ada pria sejelek itu di dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun