Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyatakan Cinta Pada yang Sudah Termiliki, Etiskah?

13 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 13 Oktober 2018   06:28 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, ceritanya ada pria yang menyatakan cinta pada Young Lady. Jelas Young Lady mengabaikannya. Untuk apa ditanggapi?

Tak hanya menyatakan cinta, pria itu pun menginginkan Young Lady menjadi miliknya. Makin terabaikanlah dia. Mana mungkin Young Lady mau?

Hal itu bukan baru satu kali terjadi. Aneh ya. Bahkan kesannya bodoh dan tak tahu diri. Harusnya tahu diri, seperti lagunya Maudy Ayunda.

Banyak cinta mendekat, namun Young Lady tolak. Ada alasan buat Young Lady menolaknya. Tiap kali menolak cinta, terlintas wajah malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". Nah, itulah alasannya.

Hmmmm terus terang Young Lady jadi bertanya-tanya. Mungkinkah "Calvin" mengalami hal yang sama? Pastilah banyak yang menaruh hati padanya. Jangan-jangan dia juga sering menerima pernyataan cinta dari wanita.

Well, ada yang bisa dicermati dari sekelumit cerita di atas. Etiskah menyatakan cinta pada orang yang sudah termiliki? Menurut Young Lady, etis bila sifatnya hanya pengakuan. Mencintai adalah hak. Namun, bukan kewajiban untuk membalas mencintai. Cinta yang tulus tak memerlukan balasan.

Cinta berbeda dengan komitmen. Bila cinta sudah menyatu dengan komitmen, artinya para pecinta sudah mengikat diri dalam satu relasi yang kuat. Tanpa komitmen yang kuat, cinta takkan bisa dibawa ke langkah yang lebih serius.

Apa jadinya bila seseorang menyatakan cinta pada orang yang sudah terikat hubungan cinta dan komitmen pada orang lain? Itu berbahaya. Boleh saja mengaku cinta, namun jangan sampai berhasrat memiliki. Boleh saja berkata cinta, tapi tak boleh merusak hubungan si dia.

Jangan mau jadi orang ketiga. Cinta adalah hak prerogatifNya. KehendakNyalah untuk meletakkan cinta di hati siapa saja. Hak kita untuk mengakuinya. Tetapi, bukan kuasa kita untuk mengatur dia bisa termiliki oleh kita atau tidak saat dirinya sudah dimiliki orang lain.

Menyatakan cinta tak seharusnya merusak hubungan. Jangan menyatakan cinta sambil menebarkan godaan setan. Biarkan saja orang yang kita cintai termiliki. Pasrahlah, berserah dirilah. Serahkan segala keputusan pada takdirNya.

Hei para pecinta yang cintanya terlanjur termiliki orang lain, mengapa kalian tidak move on saja? Dari pada memaksakan kehendak, lebih baik kalian move on. Move on lebih terhormat dari pada merusak hubungan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun