Sudah dengar kasus anak-anak yang masuk rumah sakit jiwa karena kebanyakan les? Honestly, Young Lady kaget sekali ketika mendengarnya. Antara kaget dan ingin tertawa.
Eits, jangan salahkan Young Lady cantik karena ingin tertawa. Masa hanya gegara kebanyakan les, anak bisa masuk RSJ? Anaknya saja yang mendramatisir. Menganggap les sebagai tekanan jiwa, padahal les itu menyenangkan.Â
Sebagai mantan anak dengan banyak produk les, Young Lady jelas merasa geli dan tak terima. Jadi, apakah semua anak yang kebanyakan les termasuk anak sakit jiwa semua? Menderita sekali ya...
Well, katakanlah ini cerita dari anak cantik yang masa kecilnya dihiasi dengan aneka les. Sejak kecil, orang tua Young Lady telah memberikan banyak les. Tidak hanya pada Young Lady, tetapi pada anak-anak lain di dalam cakupan keluarga inti. Mulai dari les vokal, les piano, les modeling, les melukis, les broadcasting/kepenyiaran/public speaking, les pelajaran, les bahasa asing, sampai les renang di akhir minggu. Ya, akhir minggu pun penuh dengan jadwal les.
Lalu, apakah Young Lady dan anak-anak lainnya stress? Sama sekali tidak. Apakah kalian pikir kami akan tertekan menerima banyak les dalam seminggu? Totally wrong. Justru kami senang, senang sekali mengikuti sejumlah les.
Tidak selamanya les itu buruk dan menekan anak. Kalau Young Lady pribadi, di tempat les malah punya banyak teman. Temannya dari beragam latar belakang dan agama pula. Apa lagi saat les vokal. Wow makin beragam lagi teman-temannya.
Saat les vokal, beberapa kali Young Lady berganti guru. Rasanya sangat beruntung bisa dilatih para vocal koach ternama dan berpengalaman, salah satunya penyanyi sopran Pranawengrum Katamsi. Masih segar dalam ingatan, Young Lady dilatih private olehnya. Mungkin Young Lady cantik adalah murid terakhirnya sebelum beliau meninggal pada 2006 silam.
Apa lagi tiap kali akan mengikuti kontes menyanyi. Pasti waktu lesnya lebih intens. Selalu saja dicarikan pelatih vokal yang terbaik. Kurang beruntung apa coba?
Bahkan, akhir minggu pun ada jadwal les. Beratkah? Tidak kok, sama sekali tidak. Akhir minggu itu waktunya les renang. Waktu kecil, Young Lady dan beberapa anak lainnya memang hobi berenang. Sudah lama sekali tak melakukannya, mungkin sekarang sudah lupa.Â
So, les renang di akhir pekan sama sekali tidak memberatkan. Kami menganggapnya sebagai rekreasi, setelah seminggu full disibukkan dengan sekolah dan rutinitas lainnya. So, kami enjoy saja menjalaninya.
Sama sekali tidak ada keterpaksaan dalam mengikuti beragam les yang dipilihkan orang tua. Semuanya dijalani dengan gembira dan antusias. Bagi kami, les bukanlah beban. Tetapi sarana belajar non-formal, aktualisasi diri, pengembangan soft skill, dan menambah portofolio.Â