Bunga terakhir
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sebagai satu tanda cinta untuknya
Bunga terakhir
Menjadi satu kenangan yang tersimpan
Takkan pernah hilang tuk selamanya (Afgan-Bunga Terakhir).
** Â Â
Sebuket lily putih di tangan Evita bergetar. Hujan kristal bening jatuh dari mata indahnya. Ia tertunduk dalam, berusaha agar air matanya tidak menjatuhi kelopak bunga. Sudah cukup kelopak-kelopak bunga itu ternoda darah. Jangan ternoda lagi oleh air mata.
Wanita cantik yang pernah membaktikan hidupnya untuk merawat orang sakit itu menatap nanar tetesan merah yang mengotori putihnya bunga lily. Itu darah suami super tampannya. Darah yang ia sesali.
"Calvin...aku janji, aku janji padamu. Takkan kubiarkan lagi darah mengalir di hidungmu. Aku janji, takkan membiarkanmu kesakitan lagi."
Evita menyeka ujung matanya. Sejurus kemudian ia bangkit, berjalan ke pintu paling ujung. Memutar handelnya, memasuki kamar bernuansa broken white itu.