Grand piano cantik di ruang tamu rumah besar itu berdenting lembut. Sepuluh jemari kokoh nan hangat menari lincah di atas bidang hitam-putih itu. Pemilik jemari tangan itu dianugerahi bakat oleh Tuhan. Permainan pianonya indah memikat.
Sama indahnyakah kisah pemilik jari-jari tangan itu? Ternyata tidak. Kini justru si pemilik jemari ajaib pendenting nada indah tengah bersedih. Kesedihan di hatinya bergumul dengan keraguan dan ketakutan.
"Ya Allah, izinkan aku berada di sisi anakku dalam momen prestatif yang diikutinya..." doa si pemilik jemari ajaib pendenting nada indah, tak lain sesosok pria tampan berwajah oriental dan bermata sipit.
Dihelanya nafas panjang. Perasaan sesak dan tak berdaya lagi-lagi mengaduk hatinya.
Demi mengusir kegalauan di hati, pria oriental itu kembali mendentingkan nada-nada indah dengan pianonya. Suara bassnya yang empuk dan merdu mengalunkan lirik-lirik lagu.
Setiap hari kumohon
Agar Kau senantiasa
Memberiku ketenangan dalam hatti
Kekuatan menempuhi segala dugaan yang menjabar ini
Pasti punya artinya
Kauberi ku harapan