Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Depan Patung Itu, Seorang Ayah Berlutut dan Menangis

29 Mei 2018   05:19 Diperbarui: 29 Mei 2018   08:19 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pintu mobil menutup. Langkah Calvin tertahan. Silvi menangis, wajahnya diliputi ketakutan. Safira Hartman sama sedihnya.

"Daddy, jangan masuk ke tempat itu..."

Calvin berlutut, lembut mengusap rambut Safira. Berbisik menenangkan. Diyakinkannya ia akan segera kembali. Perlahan Safira mulai tenang.

"Calvin, aku takut..." desah Silvi.

"Tidak, Silvi. Tidak akan lama. Aku akan segera kembali." ujar Calvin.

Setelah mengecup kening istri dan putrinya, pria tampan berdarah Tionghoa itu berjalan pergi. Hatinya berdesir. Sudah lama sekali ia tak mengunjungi rumah ibadah ini. Bukan rumah ibadahnya lagi. Hatinya telah jatuh di rumah Allah, bukan lagi rumah Sang Buddha.

Di halaman vihara, seorang perempuan bermata sipit dan berkursi roda telah menunggu. Senyuman menghiasi wajah pucatnya saat Calvin mendekat.

"Sally, siap ikut kebaktian?" tanya Calvin lembut.

Sally mengangguk. Wanita 45 tahun itu bahagia sekali ketika Calvin mendorong kursi rodanya memasuki vihara.

Diam-diam, Silvi dan Safira menyusul. Mereka amat takut kehilangan Calvin. Dalam hati berharap mereka tidak salah langkah.

"Mommy, memangnya kita boleh masuk sini ya? Kan kita..." kata Safira polos seraya menunjuk kalung tasbihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun