Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menikah atau Selibat, Itu Pilihan

28 April 2018   07:44 Diperbarui: 28 April 2018   08:59 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Anggapan Nyonya Besar yang masih sempit dan dangkal tentang orang yang tak menikah dan tak punya anak ternyata keliru. Tak menikah dan tak memiliki keturunan tidak selamanya mengundang berbagai penyakit. Tidak, buktinya masih ada orang sehat yang tidak menikah dan tanpa keturunan.

Menurut hasil studi yang dipublikasikan di British Medical Journal, pria yang menikah jauh lebih sehat dibandingkan pria lajang. Hal ini tak luput dari stabilitas finansial. Benarkah begitu? Apakah semua pria yang menikah jauh lebih sehat, finansialnya stabil, dan berumur panjang? Sayangnya, itu tidak berlaku bagi wanita. Hasil studi itu hanya difokuskan pada pria.

Umur, kesehatan, dan rezeki, hanya Tuhan yang bisa memastikan. Tuhan telah mengaturnya. Menikah atau tidak, jika Tuhan berkehendak memberikan umur panjang, kesehatan yang baik, dan rezeki berlimpah, siapa yang bisa mengelak? Menikah bukan jaminan hidup bahagia. Bagaimana bila setelah menikah hidup justru tak bahagia? Pertengkaran tanpa henti dengan pasangan, kondisi finansial tidak baik, ketiadaan keturunan, wanita yang hanya jadi boneka seks, atau masih dibayang-bayangi masa lalu.

Hmm...tidak semua yang menikah itu baik. Dan tidak semua yang selibat itu buruk. Kalau Kompasianers tanya Young Lady, maka Young Lady akan menjawab: tidak ingin menikah. Alasannya? Simple saja. Semua pria jahat. Yang baik hanya Nabi Muhammad.

Kompasianers, apa pilihan kalian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun