Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (3)

8 Oktober 2017   06:27 Diperbarui: 8 Oktober 2017   06:47 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama terjun di dunia entertainment membuat Calvin mampu menghayati perannya. Sampai-sampai Revan percaya jika teman barunya ini sangat adiktif pada rokok.

"Well, kelihatannya kamu sangat menikmati ya?" komentar Revan.

"Iya dong. Rokok itu kenikmatan luar biasa. Bisa mendatangkan inspirasi juga." ungkap Calvin meyakinkan.

"Sorry...bukan bermaksud menggurui ya. Memangnya kamu nggak takut sama penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari rokok?"

Inilah yang ditunggunya. Revan memang orang baik. Tak mungkin dia akan mengingatkan Calvin saat bahaya rokok bila dia bukan orang baik. Ia jelas peduli pada keselamatan orang lain, walau orang itu baru dikenalnya selama empat jam.

"I don't care." Calvin menjawab tak peduli. Masih berpura-pura menikmati benda menjijikkan di tangannya. Ya, Calvin dan Silvi sangat membenci rokok. Tak ada toleransi bagi mereka soal benda menjijikkan pembawa penyakit itu.

"Yah...terserah kamulah. Tapi, coba pikirkan. Kamu masih muda. Sayang kalau begini terus."

Penanda notifikasi di handphone Calvin menyela ucapan Revan. Segera saja pria tampan itu membuka notifikasi. Whatsapp dari Silvi.

"Calvin, are you ok? Hari ini kamu tidak menulis ya? Aku belum sempat check. Masih fashion show."

Kehangatan mengaliri hati Calvin. Begitulah Silvi: penyayang dan penuh perhatian. Sesibuk apa pun, Silvi selalu ada waktu untuknya. Masih sempat memastikan dirinya sehat dan baik-baik saja. Mengucapkan selamat malam, salah satu bahasa cinta mereka. Jika Silvi sudah benar-benar menyayangi seseorang, ia takkan segan meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk orang-orang terdekat yang disayanginya.

"Calvin, pulang yuk." ajak Revan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun