Mohon tunggu...
latifah _
latifah _ Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendongeng Mampu Membangun Karakter?

19 April 2015   20:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mendongeng merupakan praktik budaya yang alamiah dan sangat baik diberikan sejak anak-anak usia dini. Dongeng merupakan rangkaian peristiwa nyata atau tidak nyata yang disampaikan secara sederhana dan mengandung pesan moral yang baik. Sebuah dongeng tak boleh memberi efek samping yang buruk bagi anak, dan ceritanya tidak boleh mengandung unsur takhayul, horor, kekerasan, pornografi, dan tabu. Mendongeng bisa dilakukan oleh anak-anak, orangtua, guru atau siapapun yang memiliki bakat, seni, hobi, kemauan dan kemampuan serta kepentingan untuk itu. Penyampaian dongeng dan cerita kepada anak-anak harus dilakukan dengan benar guna membentuk karakter baik pada anak. Mendongeng juga dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Anak dalam proses kehidupannya mengalami perkembangan fisiologi dan psikologi. Masa-masa psikologi anak seperti itu, tentu sangat “rawan” dari pengaruh-pengaruh eksternal. Karakter anak akan menjadi baik/buruk, tergantung dari bentukan faktor eksternalnya. Anak-anak perlu dibina, diarahkan dan dididik agar anak tidak terjerumus ke dalam hal- hal negatif atau beresiko jelek bagi perkembangan jiwa dan fisik anak. Untuk itu, anak perlu diberikan pendidikan karakter secara menyenangkan dan terintegrasi. pendidikan karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil dalam diri individu. Pendidikan karakter yang merupakan kemampuan soft skill, adalah proses tuntunan kepada anak didik agar menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik memiliki karakter yang baik, seperti jujur, mandiri, religius, disiplin, kreatif, toleransi dan bertanggungjawab.

Karakter sesungguhnya harus dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting) dan kebiasaan (habit). Mereka diberikan pengetahuan tentang karakter melalui mendongeng dalam suasana yang menyenangkan dan penuh kedamaian. Dongeng yang familiar dengan kehidupan mereka akan mudah dicerna, apalagi dikemas dengan bantuan media atau sentuhan teknologi, maka suasana mendongeng akan menjadi lebih hidup dan menyenangkan, sehingga proses alih nilai akan menjadi lebih efektif dan optimal. Apresiasi dalam memberi contoh perilaku kepada anak tetap dibangun dalam alur cerita yang penuh keakraban, menyenangkan tanpa ada kesan menggurui atau “penindasan”. Anak akan mengalami proses dalam bertindak atau berperilaku dalam tindakan nyata (acting) sesuai tokoh yang menjadi idolanya. Proses ini akan terus berlangsung secara alami sehingga menjadi kebiasaan (habitus).


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun