Abstrak
Masa yang tepat memberikan nutrisi untuk otak anak dari segi fisik maupun non fisik adalah saat masa janin dan golden age anak , yaitu ketika anak ada di umur 0 sampai 5 tahun. Masa janin merupakan masa pertumbuhan cepat dan golden age disebut sebagai masa keemasan karena masa ini memiliki peran primer untuk tumbuh kembang anak sehingga dari masa janin, seorang ibu dapat memperhatikan apa yang dikonsumsinya dan di masa golden age, orang tua dapat mengontrol konsumsi anak. Kedua hal ini menjadi penting agar apa yang dikonsumsi oleh ibu dan anak tersebut memiliki nutrisi yang baik bagi anak.Â
Artikel ini akan membahas kebutuhan nutrisi untuk otak anak dalam bentuk fisik maupun non fisik menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan intertektualitas, dengan tujuan agar orang dewasa di sekitar anak dapat memberikan konsumsi yang tepat untuk masa tumbuh kembang anak.
Â
Kata Kunci : Nutrisi Otak, Fisik, Non Fisik
PENDAHULUAN
Konsumsi pangan anak menjadi tugas penting bagi orang tua untuk memperhatikan dari segi manfaat bagi anak, bernutrisi atau tidak apabila anak mengkonsumsinya, dan ada atau tidaknya kontribusi makanan tersebut untuk tumbuh kembang anak. Di masa janin, seorang ibu yang menjadi pengantar makanan bagi anak yang artinya ibulah yang harus memperhatikan konsumsinya karena pada masa janin 9 bulan ini merupakan masa pertumbuhan cepat yang dimulai dari 2-3 bulan usia kandungan ibu sel saraf otak janin sudah berkembang dan berlanjut sampai berbagai struktur otak mulai terbentuk hampir sempurna sampai ke masa kelahiran. Kemudian di masa golden age usia 0-5 tahun merupakan masa keemasan untuk tumbuh kembang anak yang memiliki peran besar dalam periodesasi kehidupan di tahap pemberian nutrisi otak pada anak, baik untuk fisik maupun non fisiknya. Dalam berbagai penelitian mengatakan bahwa pemberian nutrisi sangat penting pada golden age untuk mengoptimalkan berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki anak untuk menjadikannya Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Kemampuan dan juga kesadaran yang dimiliki orang tua merupakan kesuksesan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual seorang anak dengan cara orang tua dapat memanfaatkan peluang pada masa keemasan yang dimiliki anak. Namun realitanya kemampuan orang tua terutama ibu di masa janin sulit untuk mengontrol asupan -- asupan makanan apa saja yang dikonsumsinya, menggunakan kata "ngidam" untuk dapat memakan makanan yang jauh dari kata bernutrisi.Â
Kesadaran sangat diperlukan dalam hal ini, terkadang ibu hamil lupa bahwa di dalam tubuhnya ada manusia lain yang harus mendapatkan makanan dan makanan yang harus diterima si kecil adalah makanan yang memiliki gizi bermanfaat untuk pertumbuhannya di dalam perut ibunya. Kemampuan dan kesadaran orang tua untuk anaknya di masa golden age sangat penting karena apa yang didapatkan anak di masa golden age akan berpengaruh untuk tumbuh kembang anak dengan bertambahnya usia anak.Â
Orang tua terkadang lupa untuk menggunakan peluang untuk memanfaatkan masa golden age ini, bahkan adapula orang tua yang sama sekali tidak menggunakan masa golden age ini karena beranggapan tumbuh kembang anak akan semakin membaik dengan bertambahnya usia, padahal hal tersebut sulit terjadi jika orang tua tidak ikut campur di dalamnya,
Â
METHOD
         Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan intertektualitas yang dilakukan dengan cara kajian pustaka (library research). Dalam metode ini berisi studi masalah dari penelitian yang dikaji sebagai sumber data bagi penelitian ini yang sesuai dengan tema penelitian.
Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
     Saat bayi lahir, 100 miliar neuron siap untuk koneksi sel-ke-sel pada hari-hari pertama kelahirannya, menciptakan triliunan koneksi seluler. Pengembangan serikat sel. Sambungan sel otak berkurang bahkan hancur jika tidak diberikan input fisik dan non fisik yang baik. Orang tua hendaknya memperhatikan hal-hal terkecil dari anak, agar sel-sel otak anak tidak mengalami antrofi (penyusutan) dan kehancuran, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat kecerdasan anak, harus diperkuat dengan berbagai rangsangan psikososial. Jika makanan anak tidak cukup pada masa ini, maka kapasitas otak anak tidak akan terbentuk secara optimal, dan dalam hal ini kecerdasan intelektual anak akan lemah.
Gizi yang tepat berperan penting dalam mencapai tumbuh kembang anak secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah perkembangan otak anak. Bayi mengalami perkembangan pada otaknya paling cepat terjadi setelah 3 bulan masa kehamilan ibu bayi, hingga delapan belas bulan setelahnya. Kemudian perkembangan otak terus terjadi dan mulai melambat saat anak berada di 5 tahun usianya. Memastikan terpenuhi sepenuhnya kebutuhan nutrisi anak merupakan hal penting bagi orang tua selama periode ini.
Kekurangan zat gizi akan menghambat proses dari perkembangan otak dan juga tumbuh kembangnya. Dalam hubungannya dengan peranan otak, kekurangan gizi atau nutrisi bisa menurunkan aktivitas neurotransmiter tertentu dan mempengaruhi perkembangan pada perilaku anak. Sebelum membahas nutrisi apa saja yang dibutuhkan untuk perkembangan otak anak, perlu diketahui pada perkembangan otak anak akan berkembang dari adanya 3 tahap ini, dimulai dari otak primitif (action brain), kedua otak limbic (otak emosional) dan ketiga neocortex (juga otak berpikir). Ketiga tahap perkembangan otak tersebut saling berkaitan, namun ketiganya tetap memiliki fungsi masing-masing, yaitu:
1. Otak primitif bertindak sebagai pengatur fisik untuk bertahan hidup, mengatur refleks, mengendalikan gerakan motorik, mengarahkan fungsi tubuh dan memproses informasi dari panca indera. Otak primitive bersama dengan otak limbik, mempersiapkan tubuh untuk respons "melawan atau lari" ketika situasi ancaman atau bahaya muncul.
2. Otak limbik bertanggung jawab untuk memproses emosi seperti suka dan tidak suka, cinta dan benci. Otak ini juga merupakan penghubung antara otak berpikir dan otak primitif. Artinya, jika otak primitif bisa disuruh menuruti kemauan otak berpikir, di otak berpikir bisa "dikunci" untuk melayani otak limbik dan primitif dalam keadaan darurat, nyata atau tidak. Pada saat yang sama, otak pemikir yang merupakan bentuk pemikiran tertinggi dan bagian otak yang paling objektif, menerima masukan dari otak primitif dan limbik. Namun, memproses informasi dari otak primitif dan limbik, termasuk gambar, membutuhkan waktu lebih lama.
3. Otak berpikir juga merupakan tempat di mana pengalaman, ingatan, emosi, dan kemampuan berpikir bertemu dalam gagasan dan tindakan.
Â
Jumlah makanan yang diberikan pada anak harus memiliki zat gizi seperti protein, vitamin ,mineral, karbohidrat dan lemak. Asupan disesuaikan dengan selera dan kebiasaan anak ketika makan, untuk dapat menambah kelahapan makan anak dapat dilakukan dengan memberi porsi makanan yang higienis. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan nilai gizi makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, berikut nutrisi yang baik untuk tumbuh kembang otak anak, yaitu :
1. AA (Arachidonic Acid) dan DHA (Docosahexanoid acid)
Arachidonic acid dan docosahexanoid acid merupakan nutrisi asam lemak esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar. Arachidonic acid berperan sebagai neurotransmitter yaitu zat penghantar, dan docosahexanoid acid berperan dalam pembentukan neuron dan sinapsis. Arachidnoic acid dan Docosahexanoid acid ditemukan dalam air susu ibu (ASI), salmon, tuna, sarden, makarel, telur dan daging;
2. Asam lemak omega 9, 3 dan 6
Asam lemak ini sangat penting untuk pembentukan selubung saraf. Asam lemak omega 3, 6 dan 9 ditemukan dalam makanan berikut:
* Asam lemak Omega-9
Asam lemak omega-9 adalah asam lemak alami yang paling melimpah, sehingga sangat kecil kemungkinannya tubuh kita akan kekurangan asam lemak ini. Asam lemak omega-9 ditemukan dalam lemak hewani dan minyak nabati, terutama minyak zaitun;
* Asam lemak omega-3
Asam lemak omega-3 memiliki efek antiradang dan antikoagulan. Asam lemak omega-3 ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon atau tuna, dan asam lemak omega-3 juga ditemukan pada kenari dan sayuran berdaun hijau.
* Asam lemak omega-6 Asam lemak omega-6 bersifat antiradang, tetapi meskipun memiliki sifat antiradang, asam lemak tersebut  juga memiliki sifat antiradang. Oleh karena itu, jumlah ini tidak dianjurkan sebanyak omega-3. Asam lemak omega-6 dapat ditemukan dalam minyak jagung, minyak kedelai, minyak bunga matahari, atau minyak kanola. Omega-6 juga ditemukan dalam sayuran hijau, biji-bijian, kacang-kacangan dan biji-bijian;
3. Asam amino
Asam amino memiliki fungsi tersendiri. membentuk struktur otak dan merangsang zat penghantar (neurotransmitter) yang berhubungan dengan sel saraf. Mengandung asparagin dan asam aspartat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan sistem saraf pusat. Asam amino mengatur produksi senyawa serotonin dalam sistem saraf, yang penting untuk daya ingat. Sumber asam amino berkualitas dapat ditemukan pada protein hewani seperti daging sapi, ayam, telur, dan produk susu. Kedelai merupakan sumber asam amino dengan kualitas yang hampir setara dengan protein hewani. Protein nabati selain kedelai adalah sumber asam amino berkualitas tinggi yang baik, seperti alpukat, biji-bijian, kakao, biji labu, dan kacang-kacangan, termasuk kacang hijau, kacang tanah, dan kacang polong. Buah-buahan, sayuran, dan gelatin merupakan sumber asam amino yang buruk, tetapi masih dapat menjalankan fungsi dasarnya, meskipun tidak lama;
4. Tirosin
Tirosin merupakan bahan utama untuk produksi neurotransmitter katekolamin dan serotonin, yang berpengaruh terhadap konsentrasi, perilaku anak dan pengendalian. Tirosin bertindak sebagai stimulan dan obat penenang yang efektif yang meningkatkan kinerja mental dan fisik di bawah tekanan tanpa efek samping. Tirosin nutrisi ditemukan dalam keju,hati ayam, alpukat, ragi, pisang,daging dan ikan;
5. Vitamin B
Peran vitamin B adalah untuk membantu perkembangan otak dan berjalannya aktivitas di otak, yang pada bertujuan untuk meningkatkan daya ingat. Vitamin B ditemukan dalam makanan sepertidaging, bayam, dan telur, yang mengandung banyak vitamin B kompleks;
6. Zat besi
Zat besi termasuk elemen penting dalam produksi dan pemeliharaan myelin, zat besi juga mempengaruhi fungsi saraf. Zat besi berkontribusi pada fungsi enzim yang penting untuk stimulasi saraf. Sumber makanan yang kaya zat besi antara lain kacang -- kacangan, kulit kentang, bayam, telur, roti gandum. Kangkung, daging sapi, biji -- bijian dan jagung;
7. Yodium
.Yodium berperan dalam pembentukan hormon tiroid. Sekresi hormon tiroid dipertahankan oleh mekanisme umpan balik sehingga kadarnya optimal untuk kinerja fungsi tersebut. Hormon tiroid memiliki pengaruh penting pada perkembangan otak, yaitu menyadarkan sistem saraf dan meningkatkan aktivitas otak. Makanan sumber yodium adalah salmon,kerang, tuna, rumput laut, garam beryodium dan susu.
8. Energi dan zat pengatur
Energi dan zat pengatur memiliki peran dalam berjalannya pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel di tubuh. Asupan dari konsumsi yang mengandung zat energy karbohidrat (nasi, ubi, kentang, makaroni, mie, jagung). Akan tetapi zat pengatur didapatkan dari makanan yang mengandung protein (susu, keju, ikan, daging, telur, ayam, tahu, tempe).
9. Vitamin dan mineral Vitamin
berkontribusi pada pertumbuhan sel-sel otak. Mineral, terutama zat besi (Fe), diperlukan untuk pembentukan myelin, yang mempengaruhi kecepatan konduksi saraf sedemikian rupa sehingga mempercepat proses transmisi informasi dan mempengaruhi kecerdasan.
Â
10. Kalium dan natrium
Otak membutuhkan kalium dan natrium untuk menghasilkan energi. Kekurangan potasium mengurangi jumlah informasi yang diterima oleh otak. Anda bisa mendapatkan potasium dengan mengonsumsi buah-buahan kaya potasium seperti melon, pisang, jeruk dan alpukat. Sodium dapat ditemukan dengan mudah dihampir semua makanan.
11. ASI
ASI merupakan asupan yang paling penting bagi bayi. Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik untuk bayi, karena semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sudah terkandung dalam. Asam lemak ARA dan DHA di dalam ASI membentuk bagian sel saraf yang dipenuhi dengan cara menyusui secara optima kepada anak. Fakta lain, penelitian yang baru menunjukkan asam sialat yang melimpah di lapisan luar otak juga ditemukan dalam ASI. Asam sialat berguba untuk membantu mengembangkan kemampuan daya ingat dan mekanisme belajar pada anak.
Selanjutnya gambaran dari fungsi belahan otak beserta penjelasan dari dominasi otak yang terjadi karena tidak otak diberikan nutrisi yang tepat, yaitu :
* Dominasi otak kanan:
1. Gemar belajar bersama dan keramaian;
2. Tidak gemar duduk dan kurang aktif dalam belajar, artinya anak banyak bergerak saat belajar;
3. Aktif dalam bergerak, memegang, menyentuh dan melakukan suatu hal;
4. Prestasi akademik di sekolah kurang terlihat;
5. Menyukai cahaya rendah dan kehangatan.
Â
* Dominasi otak kiri:
1. Lebih baik belajar sendiri;
2. Mandiri;
3. Tegas dan keras kepala;
4. Duduk diam saat belajar;
5. Prestasi akademik di sekolah yang sangat baik;
6. Menyukai pendidikan formal.
Â
Setiap orang tua menginginkan kecerdasan anaknya seimbang, maka dari itu orang tua sangat perlu memperhatikan asupan anak sejak dini, agar nutrisi yang diterima anak dapat memberikan efek yang seimbang bagi perkembangan otak anak. Efek gizi buruk pada anak- anak kurang gizi mempengaruhi perkembangan otak karena perkembangan otak berkaitan dengan kemampuan berpikir. Anak kurang gizi secara langsung mempengaruhi perkembangan motoriknya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rezky, Ngesti, Mia di Kabupaten Dau pada tahun 2017 yang menunjukkan adanya hubungan yang merugikan antara status gizi anak prasekolah dengan perkembangan motorik, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan perkembangan motorik anak melalui pola makan yang seimbang, seperti kalori, konsentrasi, protein dan vitamin (Papotot et al., 2021). Jones juga mengklasifikasikan gangguan otak anak fisik dan non fisik sebagai berikut:
Â
1. Kelainan anatomi struktur otak, antara lain anencephaly, encephalocele, meningocele, hydrocephalus, cerebral atrophy, plagiocephaly dan malformasi otak dan bagian lain;
2. Gangguan fungsi otak dan susunan saraf pusat (SSP), meliputi gangguan perkembangan motorik kasar dan halus, gangguan bicara, gangguan perilaku, epilepsi, autisme, disabilitas intelektual anak, cerebral palsy dan disfungsi otak serta attention deficit hyperactivity disorder (GPPH);
3. Gangguan anatomi dan fungsional yang kompleks, seperti akibat ensefalitis atau meningoensefalitis, ventrikulomegali, ensefalopati posthypoxic dan kerusakan otak posttraumatic;
4. Dismorfisme yaitu sindrom Down, sindrom neurokutan, sindrom Dunde Walker.
Â
SIMPULAN
Masa pemberian nutrisi untuk anak telah dilakukan dari sebelum bayi dilahirkan, yaitu pada masa janin yang artinya ibulah yang menjadi tokoh penting untuk tumbuh kembang janinnya. Kemudian setelah lahir barulah anak mengkonsumsi asupan yang diberikan orang tuanya. Nutrisi -- nutrisi dalam pangan yang dikonsumsi anak ada di dalam kandungan makanan dan minuman yang mudah ditemukan sehingga penting untuk orang tua memberikan dan mengontrol asupan yang sesuai untuk tumbuh kembang anak karena walaupun asupan -- asupan tersebut mudah ditemukan tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan anak, maka akan menjadi efek buruk bagi tumbuh kembang anak. Masa pemberian nutrisi setelah lahir yang paling mudah ditemukan adalah ASI ( Air Susu Ibu) merupakan nutrisi penting untuk anak usia dini. Gangguan -- gangguan dan tidak seimbangnya penggunaan otak kiri dan otak kanan bias disebabkan karena kurangnya kemampuan orang tua dalam menghadapi tumbuh kembang anak sehingga hal ini perlu dijadikan keharusan bagi setiap orang tua untuk memperhatikan dari hal terkecil untuk anaknya. Pemberian asupan juga harus memperhatikan dari segala sisi baik dari porsi serta kebersihannya.
Â
REFERENSI
Anhusadar, L. O. (2014). Perkembangan Otak Anak Usia Dini A . Hakikat dan Prinsip Perkembangan Otak Otak yang dalam bahasa Inggris disebut encephalon adalah pusat ( central nervous system , CNS ) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya . Otak manusia adalah struktur pusat. Shautut Tarbiyah, 20(1), 98--113.
Azizah, S. R., Arofah, N. D., & Sumitra, A. (2019). Optimalisasi Pendidikan Anak Usia Dini Berdasarkan Pembelajaran Yang Berbasis Perkembangan Otak. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 2(2), 29. https://doi.org/10.22460/ceria.v2i2.p29-36
Bujuri, D. A. (2018). Analisis Perkembangan Kognitif Anak Usia Dasar dan Implikasinya dalam Kegiatan Belajar Mengajar. LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 9(1), 37. https://doi.org/10.21927/literasi.2018.9(1).37-50
Chamidah, A. N. (2009). Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh Kembang Otak Anak. Tumbuh Kembang Dan Kesehatan Anak, 1--7.
Fakhriyani, D. V. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Wacana Didaktika, 4(2), 193--200. https://doi.org/10.31102/wacanadidaktika.4.2.193-200
Furqaani, A. R. (2017). Latihan Fisik Sebagai Brain Booster Untuk Anak. Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 11--22. https://doi.org/10.29313/ga.v1i1.2688
Gudio Len., A. R., Acua Lpez., R. J., & Tern Torres., V. G. (2021). No Title. 6.
Kurnia, R. (2014). Pendidikan Gizi untuk Anak Usia Dini. Educhild: Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya, 4(2), 109--114.
Mathematics, A. (2016). Konsep Paud.
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., , ., Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). No Title. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(August), 128.
Nakita, T. (2009). Memompa Kecerdasan Sejak Dini. 1(2), 27--33.
Ningrum, N. P., Hidayatunnikmah, N., & Rihardini, T. (2020). Cegah Stunting Sejak Dini dengan Makanan Bergizi untuk Ibu Hamil. E-Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 11(4), 550--555. https://doi.org/10.26877/e-dimas.v11i4.5616
Novitasari, Y. (2018). Analisis Permasalahan "Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini". PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(01), 82--90. https://doi.org/10.31849/paudlectura.v2i01.2007
Papotot, G. S., Rompies, R., & Salendu, P. M. (2021). Pengaruh Kekurangan Nutrisi Terhadap Perkembangan Sistem Saraf Anak. Jurnal Biomedik:JBM, 13(3), 266. https://doi.org/10.35790/jbm.13.3.2021.31830
Purnomo, H. (2013). Peran Orang Tua dalam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional Parenting, 34--47.
Saputra, A. R. (2016). Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi dan Tumbuh Kembang pada Anak Usia Dini Exclusive Breastfeeding Role in Nutritional Status and Growth of Childhood. J Agromed Unila, 3(1), 30--34.
Talango, S. R. (2020). Konsep Perkembangan Anak Usia Dini. Early Childhood Islamic Education Journal, 1(1), 92--105. https://doi.org/10.54045/ecie.v1i1.35
Ufiyah Ramlah. (2021). Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Dini Akibat Kekurangan Gizi Dan Upaya Pencegahannya. Ana' Bulava: Jurnal Pendidikan Anak, 2(2), 12--25. https://doi.org/10.24239/abulava.vol2.iss2.40
Yulianti, T. R. (2014). Peranan orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini (Studi kasus pada pos PAUD Melati 13 Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah). E-Journal.Stkipsiliwangi.Ac.Id, 4(1), 11--24. http://e-journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/empowerment/article/view/569