Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda dunia telah mendorong berbagai negara utuk bertindak kreatif mengeksplorasi sumber -- sumber energi baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan energinya, baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang. Biodesel adalah salah satu diantara jenis tanaman yang menjanjikan untuk dikembangkan. Banyak sumber energi biodesel yang dikembangkan, mengingat sumber energi yang umum kebutuhannya selalu meningkat, sedangkan bahan bakar persediaannya semakin menipis. Maka dari itu, dicari bagaimana menciptakan biodesel yang persediaannya bisa dipenuhi untuk kebutuhan.
Biodesel termasuk jenis bahan bakar yang ramah lingkungan. Sehingga, kita bisa menghemat energi untuk mencegah polusi udara yang bisa merusak lapisan ozon. Biodesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif  bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber energi terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan biodesel adalah dengan menciptakan biodesel dari biji bunga matahari.
Untuk kelompok penghasil minyak ini dikhususkan pada tanaman bunga matahari dengan skala besar. Maksudnya, bunga matahari ditanam lebih banyak di ladang atau sawah. Kemudian pada masa panen, petani mengunduh biji -- biji bunga matahari untuk diproses menjadi khusus. Biji bunga matahari memiliki cangkak yang tipis dengan kandungan minyak sebesar 48%. Untuk mengasilkan satu liter minyak diperlukan biji -- biji dari 60 bunga matahari. Minyak ini kemudian digunakan untuk menggoreng makanan.Â
Namun, ada minyak yang dihasilkan biji bunga matahari diproses sebagai bahan bakar biodesel. Bahan bakar ini untuk menggerakkan mobil dan truk. Â Bahan bakar biodesel yang dibuat dari biji bunga matahari melalaui beberapa metode foolproof. Selama prosesnya, pembuatan biodesel ini meliputi empat tahap. Tahap pertama adalah degumming untuk memisahkan gum yang berupa phospatida dengan tambahan H3PO4 85%.Â
Tahap kedua adalah esterifikasi dengan ditambahkan larutan NaOCH3 10% untuk menetralkan kandungan asam lemak bebas atau FFA. Tahap ketiga adalah proses transesterifikasi untuk mereaksiakan triglyceride dalam minyak dengan methanol membentuk methyl esther (biodesel) dan glycerine. Sedangkan, tahap terakhir adalah refinery atau pemurnian biodesel untuk mendapatkan hasil akhir sesuai standart.