Mohon tunggu...
Lasicha Parayana
Lasicha Parayana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Matematika Universitas Airlangga dengan pengalaman di bidang pemrograman, pemodelan sistem dan analisis. Memiliki minat dan aspirasi yang tinggi di bidang pengolahan data, statistika, IT dan keuangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Komisioning dan Perawatan Sistem PLTS

20 Maret 2023   14:15 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:26 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini sumber energi listrik tenaga surya menjadi salah satu bidang energi yang terus diupayakan oleh pemerintah dan para skateholder ketenagalistrikan. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di juga hampir di seluruh dunia pemanfaatan sumber energi tenaga surya mendapat dukungan sebagai bentuk komitmen negara-negara di dunia dalam upaya perwujudan net zero emission yang merupakan salah satu aksi kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap permasalahan pemanasan global. 

Selain karena sifatnya yang ramah lingkungan karena mengurangi produksi karbondioksida dibandingkan dengan sumber energi listrik tenaga fosil, energi surya atau PLTS (Pembangkit Listrik Energi Surya) juga menjadi alternatif pilihan untuk menghemat biaya listrik. Sistem PLTS yang bersumber dari iradiasi matahari yang dapat diserap kapanpun selama matahari masih bersinar menjadikan energi ini lebih ekonomis. Namun, komponen-komponen yang digunakan seperti baterai (untuk sistem PLTS off-grid) masih memiliki harga yang mahal. 

Dalam pemanfaatannya, untuk mendapatkan kinerja dan penghematan sistem PLTS yang optimal maka selain instalasi yang tepat, diperlukan tindakan komisioning dan perawatan yang benar. Tindakan komisioning atau pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa instalasi PLTS, baik dari masing-masing alatnya maupun sebagai suatu sistem telah memenuhi standar persyaratan dan kriteria desain yang ada. Tindakan pengujian disarankan untuk dilakukan secara berkala. Perubahan hasil pengujian dari waktu ke waktu digunakan untuk menilai degradasi sistem dan mengidentifikasi masalah yang harus diperhatikan karena alasan performa atau keselamatan. Komponen-komponen yang membutuhkan tindakan pengujian atau komisioning diantaranya pengujian performa modul PV, inverter, sistem baterai dan sistem PLTS.

Pada modul PV perlu dilakukan pemeriksaan Performance Ratio (PR) selama minimal 1 bulan sebagai dasar untuk memastikan bahwa masing-masing modul PV bekerja dengan baik. Beberapa hal yang harus diuji dari modul PV adalah pemeriksaan sebelum pengujian dan sebelum instalasi sistem, pengujian kontinuitas proteksi pembumian, polaritas kabel dan komponen DC, tegangan sirkit terbuka untuk setiap string PV, arus string dan resistans insulasi larik PV. 

Selain itu pengujian juga dilakukan pada performa inverter untuk memastikan setiap inverter memiliki efisiensi dan kondisi temperatur yang baik. Efisiensi inverter dapat bergantung pada tingkat pembebanan, tegangan input serta dipengaruhi juga oleh temperatur inverter. Pengujian performa inverter sebaiknya dilakukan ketika kondisi iradiasi yang tidak terlalu rendah untuk mengurangi terjadinya eror.

Tindakan pengujian juga perlu dilakukan pada performa sistem baterai dengan memastikan polaritas baterai, pengisian muatan (charging) yang cukup, daya tahan siklus pada PLTS serta besarnya kapasitas baterai setelah setiap periode 150 siklus (fasa A+B). Selanjutnya, yang paling penting adalah pada kondisi sistem PLTS harus dilakukan suatu uji khusus berupa pengujian waktu sinkronisasi untuk memastikan perangkat sinkron sudah berfungsi. Hal ini bertujuan untuk menjamin bahwa sistem PLTS berfungsi dengan benar. 

Terdapat 3 tahapan dalam melakukan evaluasi perfotma PLTS, yaitu prediksi jumlah energi (predicted), perhitungan jumlah energi sesuai desain (expected), serta jumlah energi yang telah diukut (measured). Nilai prediksi biasanya didapatkan dari suatu software design PLTS yang didasarkan dari data cuaca menggunakan model perhitungan yang telah disepakati. Kemudian, dilanjutkan dengan nilai perkiraan yang didapatkan dengan memasukkan data cuaca yang telah diukur saat pengujian pada model yang sama seperti nilai prediksi. Dari ketiga nilai yang telah diperoleh tersebut (predicted, expected, measured) dapat digunakan untuk menghitung performance ratio (PR) dari sebuah sistem PLTS.

Setelah tahapan komisioning, hal lainnya yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan kinerja suatu sistem PLTS agar terus optimal adalah dengan dilakukannya perawatan sistem. Pemeliharaan sistem dilakukan dengan melakukan pengecekan bayangan (shading) pada modul surya, memastikan bahwa modul dalam keadaan baik, mengecek komponen-komponen lainnya seperti combiner box (MCB, sekring, dan proteksi tegangan surja atau SPD), kabel-kabel serta baterai (untuk sistem off-grid) dalam keadaan baik. 

Tindakan pemeliharaan sistem PLTS wajib untuk dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan setiap komponennya. Oleh karena itu, agar lebih efektif prosedur pemeliharaan PLTS ini seharusnya dapat dipahami dan dikuasai oleh setiap konsumen (pemilik PLTS). Apabila menggunakan jasa tenaga kerja lainnya, maka akan menimbulkan ketidakefektivan dalam biaya dan waktu, khusunya pemeliharaan sistem PLTS di daerah terpencil.

Referensi :

Gumintang M.A., Sofyan M.F. dan Sulaeman, I., 2020, Design and Control of PV Hybrid System in Practice, Jakarta, Deutsche Gesellschaft fr Internationale Zusammenarbeit (GIZ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun