Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Ojek Online, Dulu dan Sekarang

6 Januari 2017   04:20 Diperbarui: 6 Januari 2017   11:35 5531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak yang beralih profesi ketika angkutan berbasis online baru masu ke Indonesia. (sumber foto: Trie yas)

Perubahan bonus juga menjadi faktor menurunnya penghasilan para pengemudi sekaligus memberatkan. JIka ingin mendapat bonus harus bisa memenuhi sejumlah perjalanan pada pagi dan sore hari, serta pada jam sibuk di tengah padatnya persaingan antar pengemudi.

Sekarang tidak hanya yang dulunya berprofesi sebagai ojek saja yang ikut berpindah menjadi pengemudi transportasi online. Sebagian orang sampai rela meninggalkan pekerjaan di ruang ber ac.Bahkan ada yang tak segan mengambil kridit motor dan mobil atau sebagian rela menyewa mobil dengan sistem bagi untung.

Dengan adanya banyak protes dan keluhan para pengemudi. Kata-kata Bang Rojak terniang kembali. ‘Perusahaan transportasi online itu sengaja memanfaatkan ‘istilahnya memperbudak’ kami untuk memperkaya dirinya sendiri. Sistem promo yang mereka tawarkan itu sengaja buat bunuh kami yang bertahun-tahun jadi ojek pangkalan.’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun