Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Detox Pikiranmu Setiap Hari!

10 November 2022   14:58 Diperbarui: 11 November 2022   06:53 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah menjadi aneh ketika sebenarnya anda tidak memiliki kelebihan apapun namun gegara dekat dengan orang lain yang memiliki kelebihan, anda ikut menjadi sombong?

Racun Amarah

Bisa membayangkan jika anda bekerja dalam suasana kerja yang otoriter atau otokratis? Biasanya key person memegang semua kendali secara absolut, dengan pola komunikasi searah tanpa kesempatan memberikan umpan balik apalagi berdiskusi dalam kesetaraan.

Pada iklim kerja demikian biasanya sering kali muncul ledakan amarah pimpinan atau bos yang impulsif, lontaran kalimat yang sarkas dan menyakiti. Berada dalam situasi seperti ini satu dua jam saja dampaknya bisa sangat membekas, apalagi bila setiap hari, berminggu-minggu, bulan, dan tahun. Tentu pikiran anda bisa sangat tertekan.

Pikiran yang tertekan namun tidak berani membantah atau setidaknya berargumen akan merembes menjadi racun emosi negatif, sehingga tanpa anda sadari andapun menjadi gampang uring-uringan atau mudah marah ketika tiba di rumah dan melihat sesuatu yang sedikit saja kurang pas. Anak atau istri kena damprat, minimal meluncurlah kata-kata sarkas yang menyakiti hati mereka, anda telah berubah seperti bos anda...kasihan bukan.

Tentu saja masih banyak racun pikiran yang bisa masuk dan membuat kita terpapar dalam kehidupan keseharian seperti dendam, cemburu, sakit hati, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, bagaimana cara melakukan detoxifikasi pikiran agar bersih dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri, keluarga, atau orang lain? Anda bisa mencoba cara berikut:

Meditasi Sederhana

Tidak perlu membayangkan meditasi yang ada di film-film kung fu atau legenda Kera Sakti ya, cukup lakukan cara sederhana saja. Pejamkan mata, atur aliran nafas anda, dan cobalah ingat kembali semua peristiwa yang terjadi hari ini, hadirkan dalam bentuk visual seperti sedang menyaksikan film anda sendiri.

Ketika tiba pada satu titik, kisah, atau adegan dan anda menemukan peristiwa yang tidak nyaman, cobalah pelan-pelan mengurainya. Setiap kali muncul rasa negatif seperti sakit hati, kesal, marah, jengkel, nafsu, iri, dendam, biarkan saja rasa itu hadir, terima saja jangan dilawan. Beri ruang untuk hati dan pikiran anda merasakan kembali semua perasaan itu, posisi anda dalam peristiwa itu, dan semua dinamika emosinal yang terjadi.

Setelah beberapa waktu anda memutar kembali semua peristiwa dan memberi ruang kepada semua rasa yang ada maka akan muncul jeda ruang kosong, kemudian isilah dengan mengatakan kepada diri anda sendiri bahwa anda menerima semua kejadian dan semua perasaan itu. Dan anda merasa sudah cukup, sudah selesai, anda ikhlas menerima semua peristiwa dan rasa itu, dan anda tidak mau terbebani lagi olehnya.

Anda tersenyum dan ikhlas melepasnya, dan berkata mulai saat ini juga anda sudah tidak lagi dalam bayang-bayang kejadian, masalah, dan semua rasa yang ditimbulkannya. Anda telah menjadi manusia baru yang memiliki pola pikir baru, bebas dari pengaruh apapun karena anda berdaulat atas pikiran anda sendiri.

Sisipkan kalimat dari keyakinan atau agama anda jika anda memilikinya itu akan semakin memperkuat hati dan pikiran anda. Tersenyumlah, rentangkan tangan atau jentikan jari sebagai simbol kemenangan, dan buka mata anda. Yeayy..fresh!

Contoh: Sakit hati karena dihina atau dimarahi.

Pejamkan mata, atur nafas, dan putar ulang semua kejadian atau peristiwa hari ini. Ketika muncul adegan seorang yang melecehkan anda secara verbal berupa amarah atau hinaan yang sangat menyakitkan hati, biarkan adegan tersebut seolah diputar lagi dalam gerakan lambat. Tidak mengapa untuk sesaat anda berada kembali dalam suasana itu. Coba lihatlah mimik wajahnya ketika dia berbicara kasar kepada anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun