Mohon tunggu...
Lanjar Wahyudi
Lanjar Wahyudi Mohon Tunggu... Human Resources - Pemerhati SDM

Menulis itu mengalirkan gagasan untuk berbagi, itu saja. Email: lanjar.w77@gmail.com 081328214756

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyiapkan Diri untuk Memiliki Anak

14 Maret 2021   14:28 Diperbarui: 14 Maret 2021   17:47 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang persiapan memiliki momongan (sumber: orami.co.id)

Memiliki anak merupakan cita-cita dari sebuah pernikahan. Namun tidak semua pasangan yang sudah menikah langsung ingin memiliki anak atau momongan, ada yang menunda kehamilan karena beberapa alasan. Berdasarkan pengalaman, inilah beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan sebelum memiliki anak atau momongan:

Perhitungkan Usia

Usia istri dan suami menjadi hal yang penting ketika kita mulai berpikir untuk memiliki anak. Usia seorang calon ibu untuk bisa hamil dengan aman adalah pada usia 20 sampai 39 tahun. Apalagi jika kita ingin memiliki anak lebih dari satu, maklum setelah program KB alias Keluarga Berencana kehilangan gaungnya, generasi jaman sekarang rata-rata ingin punya 2-3 orang anak.

Bagi anda calon ibu, kesiapan usia untuk hamil anak pertama  harus dipikirkan dan direncanakan dengan matang. Bayangkan jika anda menikah pada usia 28 tahun lalu jeda 1 tahun untuk tidak punya anak, lalu pada usia 29 anda hamil dan terjadi keguguran misalnya, maka anda harus menunda lagi minimal 6 bulan agar siap secara medis untuk hamil lagi. Artinya anda akan hamil lagi bisa pada usia mendekati 30 tahun, dan bila lancar maka pada usia 30 atau 31 tahun anda baru akan memiliki anak pertama. Baca ini. 

Usia suami juga harus diperhitungkan, khususnya kesiapan mental untuk menjadi seorang ayah. Perubahan status dari yang semula seorang suami  saja menjadi seorang suami dan ayah bukanlah hal alamiah, namun harus dipersiapkan secara mental dan spiritual. Akan ada tuntutan peran yang berbeda dari sebelumnya, hal ini akan berimplikasi pada peran sebagai pribadi, sebagai suami, sebagai pekerja, dan sebagainya.

Jeda Kehamilan Berikutnya

Jika kita ingin memiliki anak lebih dari 1, katakanlah sepakat memiliki 3 orang anak, maka setelah memiliki anak pertama, sebaiknya jangan terlena terlalu lama untuk kehamilan kedua dan ketiga. Betul bahwa seiring dengan perjalanan pernikahan, ada banyak tuntutan kebutuhan ekonomi maupun perkembangan karir atau usaha yang menuntut perhatian yang sama besarnya dengan mengatur rencana kehamilan. Ini adalah dua hal yang tidak perlu dipertentangkan, namun dijalani bersama-sama dengan porsi masing-masing, dan tentu saja ada pengorbanan yang harus dilakukan.

Ilustrasi tentang memiliki anak lebih dari satu (sumber: womantalk.com)
Ilustrasi tentang memiliki anak lebih dari satu (sumber: womantalk.com)
Jeda yang ideal untuk kehamilan anak kedua adalah 2 sampai 4 tahun, ambil saja tengahnya yaitu 3 tahun. Andaikanlah anda menikah pada usia 26 tahun maka :
  • Nikmati dulu masa kebersamaan berdua saja, selama 1 tahun, yaitu dalam selang usia 26-27 tahun.
  • Hamil pertama pada akhir usia 27 tahun, asumsinya semua lancar sehingga anak pertama lahir pada pertengahan usia 28 tahun.
  • Masa jeda kehamilan, asumsikanlah 3 tahun.
  • Kehamilan kedua pada pertengahan usia 31 tahun, sehingga anak kedua lahir pada saat anda berusia 32 tahun. Dimana saat itu anak pertama anda sudah berusia 3 tahun.
  • Masa jeda kembali untuk kehamilan ketiga yaitu 3 tahun. Artinya  usia untuk hamil anak ketiga adalah 35 tahun.
  • Hamil anak ketiga pada usia 35 tahun, anggaplah akan lahir pada pertengahan usia 36 tahun. Sehingga ketika anda berusia 36 tahun anda memiliki anak pertama berusia 6 tahun, anak kedua berusia 3 tahun, dan seorang bayi mungil yang baru lahir.

Berandai-andai saat anda nanti berusia 60 tahun dan sudah pensiun, maka anak pertama anda berusia 32 tahun, jika polanya sama dengan anda maka ia sudah memiliki 2 orang anak. Anak anda yang kedua berusia 28 tahun, artinya ia juga telah memiliki anak yang pertama. Sedangkan anak ketiga anda berusia 24 tahun, diasumsikan baru saja lulus kuliah strata satu, mulai berkarir dan akan menikah 2 tahun lagi. 

Jadi ketika anda berdua sudah berusia 60 tahun, sudah pensiun, masih sehat, masih bisa berkarya mandiri, anda telah memiliki 3 anak dan 3 cucu, dan tinggal 1 anak saja yang belum menikah namun sudah selesai kuliah dan siap bekerja atau berwira usaha, dan harapannya akan membentuk keluarga mandiri 2 tahun lagi pada usia 26 tahun, persis seperti pola keluarga anda. Keren, kan?

Kemampuan Finansial Keluarga

Kemampuan finansial keluarga adalah faktor yang sangat penting untuk menunjang kehidupan keluarga agar seimbang dan harmonis. Tanpa keuangan keluarga yang memadai, maka kebutuhan pokok untuk anak-anak yang masih kecil dan juga untuk mamanya akan terkena dampak. Anak-anak yang masih kecil membutuhkan nutrisi yang cukup untuk bertumbuh secara fisik, dan berkembang secara mental. Sedangkan mamanya yang sedang persiapan untuk kehamilan anak ketiga selain harus mempersiapkan mental, juga harus memiliki kesehatan yang baik, dan kondisi fisik yang prima.  Disisi lain, kebutuhan-kebutuhan sosial, pendididikan, dan kebutuhan lainnya juga harus dipenuhi. Semua membutuhkan kesiapan finansial yang memadai agar tercukupi. Oleh karena itu kunci pokok pada fase ini adalah, kemampuan mengelola finansial keluarga. Suami dan istri harus sepakat atas penghasilan yang diterima dalam satu bulan untuk dikelola dengan bijak sehingga mencukupi bahkan ada sisa ketika akhir bulan, mendekati datangnya gaji atau penghasilan bulanan lain. Lebih lengkapnya bacalah artikel menarik tentang bagaimana mengelola keuangan keluarga  dengan prinsip Jirolupat.

Baca juga: Tips Mengelola Penghasilan dengan Prinsip "Jirolupat"

Nah yang terakhir adalah menjalani kehidupan berkeluarga dengan senantiasa bertawakal, berserah penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab kehidupan berkeluarga tidak akan pernah lepas dari suka-duka, masa senang penuh berkah ataupun masa prihatin karena berbagai peristiwa ujian kehidupan. Dengan senantiasa bergantung dan berserah penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka setiap budidaya dan daya upaya kita untuk bisa membuat kehidupan keluarga semakin baik akan mendapatkan pertolongan-Nya. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun