Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Protokol Kesehatan, Kata Sakti yang Melenakan

29 April 2021   21:27 Diperbarui: 29 April 2021   21:52 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New Normal, New Mudik

Di grup-grup WA kompleks perumahan mungkin pembicaraan para nyonyah berkisar tentang apakah para ART (Asisten Rumah Tangga) mereka ngotot mudik lebih awal, atau berhasil dibujuk untuk tidak mudik. 

Semoga saja para majikan juga memberikan kompensasi yang adil bagi para ART. Mengingat seminggu memanggil ART pocokan dengan beban kerja terbatas saja ongkosnya bisa lebih dari membayari gaji ART sebulan. Belum lagi yang berkaitan dengan faktor keamanan.

Namanya era milenial, para ART juga punya grup WA nya sendiri. Pembicaraan mungkin berkisar, apakah akan nekat mudik awal atau pilih menunda saja. Apakah mau berhenti atau pindah majikan. Berapa iming-iming bonus dari majikan bila tidak mudik.

Bukan rahasia bagi ART, mudik kadang juga dijadikan sebagai fase untuk "resign" secara halus. Ada yang tidak bilang-bilang mau berhenti, begitu selesai musim lebaran ditelpon majikan ternyata pilih tetap di kampung dengan alasan yang bermacam-macam. Maklum orang Indonesia, mau ngomong langsung saja kadang sungkan. Dengan tertundanya mudik, mungkin banyak ART juga yang tertunda "perubahan status ketenagakerjaannya".

Jadi kalau sekarang sedang ngetrend istilah refocusing anggaran, mungkin mereka yang tadinya berencana mudik perlu juga melakukan refocusing mudik. Refocusing anggaran mudik, refocusing energi mudik. Jadi tidak menghabiskan energi untuk berlama-lama menyesali (gagal) mudik.

Semoga New Normal benar-benar bisa dijalankan secara murni dan konsekwen, tidak menjadi New Gombal, apalagi New Mokal. (*mokal = tidak masuk akal, konyol)

Bertahun-tahun media televisi selalu menjadikan pantauan arus mudik sebagai salah satu sajian utama mereka di musim lebaran. Mungkin kini saatnya berganti dengan tayangan pantauan tidak mudik. Tips mudik berganti dengan tips tidak mudik.

Bagi yang masih kecewa karena gagal mudik, perkenankan saya menghibur dengan adaptasi lagunya Jhony Iskandar, kira-kira begini bunyinya:

Mudik nggak mudik

Yang penting kita tertawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun