Mohon tunggu...
Langit Muda
Langit Muda Mohon Tunggu... Freelancer - Daerah Istimewa Yogyakarta

Terimakasih Kompasiana, memberi kesempatan membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

SEA Games adalah Sebuah Kegembiraan di Masa Kecil Kami

9 Desember 2019   07:30 Diperbarui: 9 Desember 2019   07:34 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Seingat saya pada masa itu, final sepakbola kerap dilaksanakan tepat sebelum upacara penutupan. Jadi kalau ada perpanjangan waktu dan adu penalti, ya jadwal upacara penutupannya bisa molor.

Saya ingat ketika suatu kali kami sekeluarga sedang menonton acara pengalungan medali di sepakbola, ada anggota keluarga yang nyeletuk, "Wah, kalau menang di sepakbola, peringkatnya bisa naik banyak, ya? Tuh, medalinya dapat banyak banget...." Ha ha .... Mungkin kalau dipikir sekarang bisa tepok jidat. Kalau menang sepakbola, terus medalinya nambah sebelas, gitu.....?

Perjuangan meraih prestasi "dikalahkan" oleh sensasi

Ketika itu di tahun 1980-an, SEA Games hanya ditayangkan oleh satu stasiun televisi saja, hanya TVRI. Tapi perasaan kok jam tayang buat siaran langsung SEA Games waktu itu jauh lebih banyak ketimbang saat ini.

Kala itu kami bisa menikmati tayangan siaran langsung SEA Games, dengan interupsi yang minim. Iklan pun tak mampu menghentikannya (sejak April 1981 kan TVRI tidak menayangkan iklan). Jadi terasa betul, ada manfaatnya sebagai warga negara yang baik, tertib membayar iuran TV.

Meski pada saat itu belum dikenal embel-embel "official broadcaster", tapi TVRI benar-benar all-out dalam menyiarkan SEA Games. Padahal saat ini SEA Games selain ditayangkan oleh TVRI juga ada tv swasta.


Ngenes rasanya, bila atletik bisa dikalahkan adu mulut pengacara seleb, sepak takraw bisa dikalahkan sinetron azab, dan angkat besi bisa dikalahkan gosip basi.

Pertengkaran mertua versus menantu dan gosip asmara seleb, rupanya jauh lebih menggiurkan ketimbang pertandingan mengadu stamina, skill, taktik, dan strategi di lapangan. Para atlet berjuang meraih medali demi mengharumkan nama bangsa. 

Ternyata tayangan perjuangan para atlet juga mesti "berjuang" terlebih dahulu agar perjuangan mereka bisa muncul di layar kaca, berdesak-desakan dengan sinetron dan gosip seleb. Pada saat prime-time, "perjuangan" bisa lebih berat.

SEA Games jelas membawa nama bangsa. Sinetron dan gosip membawa nama siapa? SEA Games jelas membawa pesan sportifitas dan inspiratif. Sinetron dan gosip membawa pesan apa? SEA Games ikut menanamkan semangat kebangsaan. Sinetron dan gosip menanamkan semangat apa? SEA Games mengajarkan sikap mental pantang menyerah dan kerja keras. Sinetron dan gosip mengajarkan sikap mental yang bagaimana?

Pada masa kecil kami, SEA Games jauh lebih bergema. Kita mengerti, jaman tak lagi sama. Kegembiraan itu tak lagi serupa. Tapi, ada semangat yang mestinya tetap dijaga. Ada gairah yang mestinya tetap dipelihara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun