Jikapun turun dari kereta kami masih harus naik angkot lagi, resiko itu muncul kembali Ma..bisa kan Mama bayangkan?
Sebenarnya kalau mau aman, kami bisa menggunakan Juleha motir Matic punya Teteh. Tapi sekarang dengan cucu Mamakan yang berjumlah  3, motor teteh sudah tak lagi bisa mengangkut semua.
Mama...Teteh tahu  seperti lebaran lebaran yang lalu, mama pasti akan membuatkan nasi tumpeng untuk menyambut semua anak  cucu. Kuliner yang selalu Teteh buru saat lebaran.
Tahu ga Ma, biasanya Teteh sampai sengaja mengosongkan perut agar bisa melahap sepiring tumpeng buatan mama. Dengan sambel goreng kentangnya  yang yummy dan tumis ase cabe hijaunya yang bikin seuhah, selalu bikin nagih.
Tahun ini di kirimkan saja lewat jasa transportasi on line ya Ma, supaya teteh dan keluarga masih bisa menikmatinya. Nanti teteh makannya sengaja sambil video call ya  , Biar mama tetep bisa melihat Teteh, suami dan anak-anak.
Ma, jangan sedih ya ma..bukan berarti Teteh enggak sayang sama mama . Justru Teteh sayang sama mama.Â
Bukan karena semata takut dicegat petugas , atau  karena ada himbauan pemerintah untuk tidak mudik lokal. Teteh pikir memang kondisi belum memungkinkan Ma.
Meskipun kita tidak lintas provinsi, namun kemungkinan untuk tertempel virus terlalu besar. Teteh pasti bakal sedih kalau Mama sampai terkena covid-19. Dan Mama pasti akan menangis kalau teteh dan keluarga harus terisolasi karena juga positif saat diswab sepulang dari Bandung.
Memang ini bukan situasi yang kita inginkan, namun percayalah rasa kangen kami lebih besar dari tasa kangen mama.
Kita tunda dulu rasa kangen ini hingga virus itu benar-benar pergi.
Ma..maafkan teteh jika masih sering menyakiti Mama, Teteh menyesal jarang menjumpai Mama saat dulu kondisi memungkinkan. Alasan sibuk dengan keluarga dan pekerjaan membuat Teteh sering nenunda untuk menengok Mama.