Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Hati Itupun Bukan Untukmu

14 Februari 2021   14:35 Diperbarui: 14 Februari 2021   17:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedari awal aku tak pernah  mencintaimu mas. Cintaku telah habis dimakan mantanku yang hadir sebelum kamu.

 Mantan yang tampannya jauh dibanding kamu Mas. Badan berisi,kulit bersih dan tinggi . Matanya tajam di balik alis tebal. Sedangkan kamu?wajah seadanya kulit begitu rupa tak pernah harum seperti dia.

Mantanku  kaya raya mas. Tiap hari aku  dihadiahi. Minimal seikat bunga segar saja pasti sedia di kamar . Aku termanjakan oleh hartanya. Sedangkan kamu? kerja serabutan uangpun sering tak punya.

Sayangnya dia tiba-tiba menghilang. Kami tak pernah bertengkar,dia selalu memanjakan namun  tiba-tiba dia melangkah ke pelaminan bersama orang lain. Aku hancur.

Aku sudah kehilangan cinta saat kau datang. Aku tak sanggup mencintaimu saat kau merayu. Jika pun aku mengiyakan lamaranmu semata  aku malu disebut perawan tua.

Kau lalu hadir dengan memujaku,aku ratu buatmu. Kau melakukan apapun yang kusuruh membersihkan rumah, mengasuh anak dan menyiapkan makanan enak. Peran kita terbalik.

Kau tak menanggapi ketusku. Kau tak membalas. Kau tahan menghadapi makianku.

Aku selalu membandingkanmu dengan mantanku.  Selalu kupuji mantanku secara terang-terangan. Namun kau hanya terdiam tak ada nanar.

Hingga kemudian kutemukan sebuah pesan di gawaimu yang lupa kau bawa saat ke kamar mandi. Sebuah pesanmu yang membuatku menyesal.

"Besok kita menikah,dan penderitaanku dengan wanita sombong itu akan segera kuakhiri".

****

Tulisan ini diikutkan di event grup Fb

 #ff200fc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun