Pertama, biaya transportasi saya dan suami menghilang . Kedua biaya ongkos sekolah  si cikal juga sudah tak ada. Praktis biaya tinggal cicilan rumah dan makan saja.
Gaya hidup selama pendemi harus  diganti. Acara beli cemilan misalnya dihindari. Jika biasanya sarapan memilih bubur ayam yang lewat,kini diusahakan bubur ayamnya emak yang buat.Â
Hm..bubur ayam disinyalir mengenyangkan sesaat oleh karenanya sarapan yang pas nasi goreng. Nasi goreng adalah usaha merecycle nasi sisa semalam, hemat kan?
Usahakan anak-anak kenyang saat acara makan pagi,siang atau malam untuk menghindari keinginan jajan.
Saya tak boleh lagi memiliki rencana hidup pendek dari hari ke hari. Karena akan berat. Untuk makan ,buat rencana menu satu bulan agar tahu berapa anggaran yang akan dihabiskan untuk makan. Lalu belanja ke pasar sekalian isi kulkas.
Pos keuangan betul-betul harus diatur ulang. Saya harus memilah dan memilih biaya hidup yang masih bisa diatur ulang dan yang tak bisa sudah tak bisa diapa-apakan lagi.
Biaya hidup yang tak bisa diatur ulang seperti cicilan rumah, spp anak dan arisan.
Biaya  hidup yang bisa dipikirkan benar seperti biaya makan,listrik dan kuota .
Usahakan dibuat menjadi setengahnya bahkan kalau bisa hilang tigaperempatnya.
Jikapun sudah ditekan sedemikian rupa namun tetap kebutuhan masih tak bisa ditutupi,maka saya bisa menggunakan biaya darurat seperti tabungan.
Alhamdulillah saya dan suami masih memiliki tabungan. Namun mudah-mudahan tabungan tidak sampai terkorek tentunya. Kalau cuma celengan recehan mungkin dimaafkan namun tabungan yang tadinya untuk biaya sekolah semoga tetap terjaga.