Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tenang dan Jangan Nyinyir! Pemindahan Ibu Kota Tak akan Bisa Dilakukan Semalam Saja Kok, Perlu Waktu!

29 Agustus 2019   06:31 Diperbarui: 29 Agustus 2019   11:59 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :Info Zaman.com

Serius. Semenjak lulus kuliah, tak pernah terbersit sekalipun mengadu nasib ke Jakarta. Meskipun konon kabarnya pendapatan di sana besar,namun tak membuat saya berniat melangkahkan kaki ke sana. Jakarta seumpama kota imajinasi saja yang cukup saya lihat di TV nyaris setiap hari.

Pemandangan macetnya membuat saya semakin tak bernafsu untuk ke sana. Kriminalitas Jakarta yang diberitakan di TV membuat saya bergidik. Kepadatan penduduknya menjadikan kota Jakarta itu semakin tak menarik bagi saya. 

Belum lagi tumpukkan sampah dan aliran kali yang menghitam terbayang terus di benak ini. Satu-satunya hal yang mungkin menarik untuk saya lirik di Jakarta adalah mencoba moda transportasinya serupa Trans Jakarta dan MRT. Sebatas kota yang dikunjungi untuk berwisata sehari,bolehlah.

Menurut saya Jakarta sudah tak asyik lagi. Menjulangnya gedung-gedung tinggi itu terasa panas terlihat bagi sayakarena tumpukkan kendaraannya penyumbang polusi berseliweran.

Maka ketika Jokowi dengan bermaksud memindahkan Ibu kota ke Kalimantam Timur saya menyatakan dukungan 1000%.  Luas Jakarta yang tak ideal sebagai Ibu kota memang sudah sepatutnya dipindahkan. 

Belum lagi jejak sejarah mengatakan daerah Jakarta pernah tersapu tsunami dulu. Saat itu saja korbanya banyak,apalagi jika itu terjadi sekarang dimana jumkah penduduknya membludak . Mengingat Jakarta rawan bencana maka selayaknya Jakarta berhenti menjadi ibu kota. Karena terbayang jika sampai hancur pusat pemerintahan itu,kerugiannya tentu tak ternilai.

Jakarta sudah terlalu renta sebagai Ibu kota. Sudah susah mengakalinya dengan luas daerah yang tak seberapa sudah tak kuat Jakarta menampung jutaan orang.

Ibu kota baru yang luas akan mempermudah kerja pemerintah tentunya. Akses masuk dan keluar lebih cepat sehingga mempercepat urusan. Apalagi calon Ibukota ini strategis secara posisi dan relatif aman dari bencana alam.

Kalimantan yang relatif masih terjaga alamnya menarik untuk dikunjungi. Tentunya jika nanti ke Ibu kota baru, ada hasrat juga untuk mengunjungi kota-kota lain di sana. Wacana pemindahan Ibu kota baru ini seperti membuka mata saya bahwa  Indonesia benar-benar luas.

Dan entah mengapa jka ke Jakarta saya ogah,jika nanti Ibukota pindah kok rasanya saya berminat ekspansi di sana. Mencoba usaha baru sepertinya menggiurkan. Mungkin saya akan mencoba menjual makanan khas Jawa Barat di sana, karena ratusan ASN yang menolak pindah dari Jakarta akhirnya pasti pindah juga kesana , dan bisa jadi sebagian besar penduduk jawa barat. Saya bisa menghapus rindu mereka pada kampung halama dengan menjual makanan kesukaan mereka saat di Jakarta.

Kita doakan saja pemindahan Ibukota ini berjalan lancar. Tidak usah nyiyir duluan karena prosesnya masih panjang. Pemerintah akan bolak balik mematangkan kebijakan dan pelaksanaan pemindahan. Memindahkan Ibukota perlu beberapa tahun bukan sehari dua hari bukan juga semalam saja yang harus selesai saat   kokok ayam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun