Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cerita di Balik Mudik: Bagian 1 (Serial Status Galau Emak-emak Kacau)

14 Juni 2019   15:56 Diperbarui: 14 Juni 2019   16:01 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik berdesakan. Dokumen pribadi

Penempatan bayi bisa diakali karena digendong emaknya. Nah yang satu bocah dipaksakan nyempil di tengah. Satu lagi Teteh,anak saya yang kedua menerima pasrah terduduk ditumpukkan barang. 

Saya membawa tiga kantung besar berisi baju dan perlengkapan untuk 3 anak. Begitupun kakak ipar saya yang juga membawa bekal banyak meskipun hanya satu anak. Mungkin hanya mertua saya yang irit membawa satu tas masing-masing tapinya.

Sudahlah orang berlebihan sedikit,eh barang yang dibawa banyak juga. Maklum sebagai orang kota dan kakak tertua ibu mertua ingin berbagi kue dalam kaleng untuk adik-adiknya. Akhirnya bungkusan kue dalam kaleng di sempil sana-sini diantara kaki. Sudahlah duduk tak nyaman,posisi kakipun tak jelas rimba.

Kaki yang tak bisa disimpan dengan baik akibat tumpukkan barang. Dokumen pribadi
Kaki yang tak bisa disimpan dengan baik akibat tumpukkan barang. Dokumen pribadi

Perjalanan Dimulai

Perjalananpun dimulai. Belum apa-apa ada pengajuan kunjungan dari ibu mertua ke rumah adik lelakinya dengan alasan sambil lewat. Pengajuan in langsung ditolak semua. Selain akan kesorean,juga kunjungan bisa dipindah sepulang mudik saja.


Untuk menuju Sumedang dari Rancaekek kami biasa melewati jalur alternatif Jl.Parakan muncang.  Melewati jalan tersebut kami akan keluar di jalur simpang yang sudah lewat daerah Tanjumg sari.

Suasana jalan relatif lancar. Pemudik sudah sedikit,yang arah balik juga belum ramai. Rencana sampai tujuan di saat magrib tak tercapai. Maghrib kami masih dalam setengah perjalanan.

Ada saja tantangan,gangguan dan hambatan. Bapak mertua yang kondisinya sedang tak prima karena semalam kurang tidur tak kuasa menahan mual. Meskipun sudah ditreatment sedemikian rupa oleh Ibu dengan mengoles ini itu,akhirnya nasibnya berakhir di kantung keresek. Muntah dengan brutal dengan suara yang membuat semua terbayang-bayang penampakkan muntah.

Ah,untung saja para pemabuk latah (pemabuk yang suka ikut pengen muntah kalau lihat yang muntah)  sudah membekali diri denngan ear phone agar yang terdengar musik bukan suara yang pemuntah.

Berburu Tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun