Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu Tua Ini Menjadi Korban Teknologi

1 November 2018   15:54 Diperbarui: 1 November 2018   16:13 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seminggu lalu, saat saya sedang menunggu kereta api, seorang Ibu tua mendekati.  

"Punten neng! "sapanya sambil tersenyum. 

Sayapun membalas senyumnya. 

"Mangga Bu! " jawab saya. 

"Boleh duduk di sebelah? "tanyanya. Saya sedikit terperanjat. 

Bukan apa-apa, saya salah duduk. Bukan di kursi tunggu, malah di tangga untuk naik kereta. Karena kebetulan tuh tangga lagi nganggur dan posisinya dekat,  Sementara kursi tunggu jauh untuk ditempati. 

"Oh silahkan Bu! "

Sayapun menggeser untuk memberi bagian padanya.  Diapun langsung duduk. 

"Dari jam 9 neng ibu ada di stasiun! "ceritanya tanpa ditanya dengan sedikit menerawang.

"Loh, kenapa Bu? "saya jadi penasaran. 

"Ini janjian sama anak Ibu, dari jam 9 ibu sampai di sini, dia belum datang. "

Ah,daripada melamun tak ada kerjaan saya bertanya saja lagi padanya.

"Ibu dari mana!?"

" Dari Cimekar neng. "

Stasiun cimekar adalah stasiun perberhentian kereta setelah stasiun Rancaekek tempat saya menunggu kereta kini. 

"Anak Ibu? "

" Anak saya dari Cihaur pugur jadi kami janjian disini karena dia mau mengantar saya ke Majalaya."

Cihaur pugur adalah stasiun sebelum Rancaekek.  Sedangkan Majalaya letaknya tak jauh dari stasiun Rancaekek, hanya menuju kesana tidak menggunakan kereta melainkan angkot. 

" Kenapa tak ditelpon saja anaknya bu? "tanya saya penasaran. 

"Hehehe, Ibu tak punya HP neng! "

Dia terkekeh. 

"Mau saya telponkan anak ibu, ada nomornyakah? "tawar saya

"Tak ada neng, Ibu ga ngerti yang begitu begitu. "

"Loh memang tadi janjiannya gimana?"

"Bukan tadi neng, kemarin janjiannya !"Ibu itu membetulkan. 

"Nah iya gimana janjiannya? 

"Anak ibu yang serumah ibu minta menelpon ke dia supaya datang menjemput ibu disini! "

" loh, mengapa bukan anak ibu yang di rumah saja yang antar Ibu? "

"Malu ah neng diakan ada suaminya. "

"Tapi ibu memang janjian jam 9 ?"

"Ya Ibu kemarin mintanya jam 9, tapi dia kok belum datang aja! "

"Jadi Ibu dari tadi ngapain? "tanya saya penasaran. 

"Ya begini duduk-duduk aja, ga berani keluar takut anak ibu datang,padahal ibu ngantuk dan lapar. "Ibu itu sedikit mengeluh.  

Tiba-tiba dia memanggil keamanan stasiun. 

"Jang, sini jang! "

Petugas keamanan yang dipanggil ujangpun mendekat. 

"Ya ada apa Bu? " tanyanya dengan ramah. 

"Gini,Ibukan lagi nunggu anak ibu dari jam 9,kalau di kereta sekarang anak Ibu ga datang juga, Ibu mau pergi duluan saja ke Majalaya! "dengan cueknya Ibu itu menerangkan. 

"Loh, sayakan gak kenal anak ibu! "petugas keamanan berkilah sambil menahan tawa. 

"Ah, gampang,lihat saja nanti kalau ada orang celingak-celinguk terus tanya sana-sini itu pasti anak Ibu! "

Et dah sesimpel itukah SOPnya bu? Saya tertawa dalam hati. 

"Iya deh Bu! "sepertinya petugas keamanan tak memilih berdebat dengan Ibu tua itu. Entah dia faham atau tidak apa yang Ibu itu minta. 

Tak lama pengumuman bahwa kereta dari arah timur akan segera masuk terdengar. Dari kejauhan lokomotif putih semakin mendekat. 

Sebenarnya penasaran akan akhir dari penantian Ibu tua itu. Apakah kali ini anaknya ada? Apa yang mereka akan saling katakan? Apakah saling menyalahkan? Atau saling berpelukan karena akhirnya bertemu. 

Lalu kalau anaknya tak kunjung datang betulkah Ibu itu akan berlalu dan nekad melangkah sendiri. Kalau iya kasihan nian. 

Berhasilkah petugas keamanan menyampaikan pesan Ibu itu? Apakah dari sekian orang yang turun, betul ada anak yang sedang mencari ibunya? 

Teknologi pada akhirnya menyiksa diri Ibu itu. Gara-gara tak bisa menggunakan gawai Ibu itu terkatung-katung di stasiun menunggu buah hatinya hadir. 

Eh, yang salah teknologi, Ibu tua atau anaknya sih? Ah.. Jadi pusing!

Kereta yang  saya tumpangi yang dicurigai ada anak dari Ibu itu  menuju Bandungpun mulau bergerak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun