Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asi untuk Miyuni

1 Oktober 2016   19:20 Diperbarui: 1 Oktober 2016   19:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah bingung puting teratasi. Akupun bisa bernafas lega. Semangatku untuk tetap mempersembahkan ASI semakin menggelora. Sebenarnya waktu kerjaku sebentar hanya dari jam 3 sampai jam 6 sore .Namun rumahku berjarak lebih dari 20 kilometeran dari kota Bandung. Perlu 2 jam perjalanan menuju Bandung.

Kalau pergi lebih dari satu jam, maka aku terbiasa untuk membawa botol untuk menampung ASI. Karena aku sudah lihai menggunakan tangan saat memerah, maka aku tak perlu berat -berat membawa alat pompa ASI.
Memerah ASI di luar rumah lebih seru lagi. Karena tempat kerjaku belum menyediakan ruang khusus untuk Ibu memerah ASI, maka aku memerah ASI di toilet. Setiap 30 menit sekali aku rutin memerah ASI. Meskipun sedikit-sedikit namun berusaha kukumpulkan.

Yang masih terbayang di ingatanku adalah saat harus memerah ASI di angkutan travel. Biasanya aku memilih posisi duduk di barisan paling belakang karena posisi itu jarang penuh. Dan Alhamdulillahnya kalaupun ada penumpang kebetulan selalu wanita. Sehingga aku tak pernah kerepotan, saat minta maaf jika terganggu dengan aktifitasku, mereka hanya tersenyum bahkan tak jarang seperti tak percaya melihat Ibu yang mau bersusah payah memerah ASI di angkutan Travel.

Pernah suatu kali mobil yang kunaiki melewati jalan berlubang sehingga aku terjungkal dan ASI yang kukumpulkan tumpah tak bersisa. Aduuuh rasanya aku ingin menangis sekeras -kerasnya saat itu.

Di bulan ke empat ada masalah baru yang harus kuhadapi. Kenaikan berat badannya hanya sedikit. Dan memang baru kusadari kenaikan berat badan Miyu tiap bulan hanya beberapa gram

Seorang tenaga medis yang kudatangi selain menyatakan bahwa Miyu tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, diapun bertanya seperti ini.
"Ibu berapa mL ASI yang biasa ibu pompa? "
"yah..80 mL ada kali ," jawabku bangga.
"Ya ampun itu berarti ASI ini sedikit sekali. Pantas bayi Ibu susah mengalami kenaikan berat Badan. Udahlah Bu tambahin sufor Ya biar bayi Ibu gendut, " pernyataan tak terlupakan yang langsung membuatku sakit hati.


Kepercayaan diriku untuk memberi kembali ASI nyaris luntur andai suamiku tak memberikan semangat . Aku ingat betul dia berkata.

"Yang penting kamu sudah berusaha memberikan ASI semaksimal mungkin. Masalah hasil, Tuhanlah yang menentukan. Mungkin memang banyak ASImu tak seperti standar yang diharapkan. Tapi bukan berarti tak cukup. Lihatlah Miyu sehat, tak rewel, mungkin buat Miyu ASImu cukup. "

Pernyataan bijak suamiku menguatkan kembali tekad memberi ASI. Jika memang asupannya kurang selama ini, Akupun berusaha menambahkan lagi pemberian ASIP diluar jadwal menyusui dan jadwal pemberian ASIP biasanya. Akupun semakin giat memerah dan memerah ASI untuk menambah asupannya. Dan Asi itu semakin dikeluarkan semakin diproduksi lagi.

Alhamdulillah meski tak sebanyak standar ditetapkan,  setelah sebulan berat badan Miyu mengalami kenaikan  seperti yang diharapkan. Badan Miyu yang semula memang kecil lambat laun mulai berisi.

6 bulan sudah terlewati, dan Miyupun sudah boleh mendapatkan Makanan Pendamping Asi alias MPASI. Setelah mendapat MPASI aku tak lagi menyediakan ASI tambahan. MPASI kubuat sendiri bukan yang instans. Dengan memperhatikan kadar gizi yang dibutuhkan , berat badan Miyu malah semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun