Mohon tunggu...
Lala Hasrie
Lala Hasrie Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Mahasiswi Hubungan Internasional dan Politik. Hobi membaca sejarah dan berwisata kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Studi Kasus: Penggunaan Metode Gasifikasi Plasma oleh Militer Amerika Serikat

28 April 2024   11:41 Diperbarui: 1 Mei 2024   14:24 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Instalasi pabrik plasma oleh AS di Eropa saja sudah dapat mengurangi sebagian dari sekitar 1.5 juta barel minyak yang digunakan tiap tahun, dikarenakan kinerjanya yang baik dalam mendukung fasilitas pemanas dan listrik. Maka bayangkan jika fasilitas ini dibangun di lebih banyak area.

Oleh karenanya, di bulan Maret 2022, instalasi AS di Eropa mengalami peningkatan antara 40%-97% pengeluaran untuk fasilitas listrik dan gas alam karena Eropa mengurangi ketergantungan pada energi Rusia yang lebih murah.

Solusi limbah plasma menjadi energi pada akhirnya dapat mengurangi biaya dan memberikan ketahanan energi, sebagaimana diserukan dalam kebijakan energi Departemen Pertahanan. Selain menghemat biaya, upaya tersebut juga akan mencapai tujuan dan mewujudkan penghematan dalam pengolahan sampah.

Pemanfaatan Ulang Limbah

Dengan memanfaatkan kembali limbah yang dihasilkan oleh instalasi listrik dan pemanas, pemerintah AS juga akan mewujudkan berbagai penghematan dalam biaya pemrosesan dan transportasi limbah. Pengalihan limbah ke fasilitas pengolahan limbah menjadi energi (WtE) akan mengurangi biaya yang terkait dengan pengolahan limbah padat kota, yang merupakan sebagian besar biaya operasional dasar selama ini.

Pengalihan ini akan membantu tercapainya visi Departemen Pertahanan dalam pengolahan limbah, termasuk mengalihkan lebih dari 40% limbah non-konstruksi dan pembongkaran dari TPS-TPS. Selain itu, pabrik gasifikasi plasma dapat menyebabkan sebagian besar racun non-nuklir dan logam berat menjadi lembam, sehingga merupakan alternatif yang lebih aman dibandingkan lubang pembakaran beracun.


Pembangkit listrik WtE yang permanen dan portabel akan mengurangi pengeluaran bahan bakar fosil yang diperlukan untuk mempertahankan operasi instalasi militer, sehingga memungkinkan adanya prioritas pengeluaran bahan bakar dan sumber daya pada operasi tempur besar.

Di saat militer AS menjajaki potensi penerapan teknologi listrik dan hidrogen, pembangkit listrik WtE akan menyediakan listrik dan hidrogen, sehingga semakin memperkuat swasembada dan aspek keberlanjutan unit-unit yang ditempatkan di garis depan.

Kesimpulan

Dalam mengantisipasi potensi konflik, ahli strategi militer dan spesialis akuisisi talenta harus mempertimbangkan persyaratan tersirat yang menyertai kelangsungan operasi tempur besar. Eksekusi taktis dalam mendukung tujuan operasional dan strategis akan bergantung pada sponsor logistik yang diperlukan, termasuk listrik dan bahan bakar untuk instalasi dan penggunaan kendaraan.

Keadaan geopolitik dan restrukturisasi aliansi pada masa perang dapat mempersulit pengadaan kebutuhan. Seperti yang ditunjukkan oleh penutupan Red Hill, penyimpanan dan distribusi bahan-bahan penting juga dapat terhambat, baik dengan penghentian operasi yang disengaja maupun serangan dalam bentuk lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun