Entah sejak kapan di Indonesia anak-anak perempuan ditindik kupingnya bahkan baru lahir beberapa hari kadang anak sudah ditindik kupingnya. Ada juga yang nunggu hingga 40 hari baru si anak ditindik. Cara tindik kuping juga gak memperhatikan kehigienisannya karena kadang ada yang hanya pakai jarum jahit biasa atau pergi ketoko perhiasan dan ditembak kupingnya pakai jarum.
Tukang tindik di tempat perhiasan toko mungkin setiap hari banyak yang ditindik dan jarumnya dipakai bergantian hikss ngeri juga kalau sampai tertular penyakit gara-gara jarum yang tak higienis. Cara perawatannya juga kalau dikampung hanya diolesin minyak goreng, kalau tindiknya ditoko perhiasan biasanya di kasih alkohol buat bersihinnya.
Dulu dikampung saya suka lihat ibu-ibu yang menobloskan jarum ke daun telingan anak yang masih kecil terus memberikanya benang agar toblosan pada daun telinga si anak agar tidak kembali rapat. Dan memberi minyak goreng agar bekas tindikan tak mengoreng. Menyaksikan anak bayi yang ditindik kupingnya nangis menjerit-jerit, saya bergumam sendiri kejam banget nih si ibu. Gak tahu apa sakitnya gimana? Kalau saja tuh bayi sudah bisa bicara pasti iya akan berteriak teriak mengatakan "sakit bu sakit bu "-_- Kasihan banget masih kecil sudah disakiti seperti itu.
Mungkin sebagian orang tua berfikir sudah tradisi mau gimana lagi? Yang lain juga begitu, masa gak ditindik sih tar jadi omongan orang? Daripada nanti ketika dewasa pasti lebih sakit lagi kalau di tindik? Ya mending sejak kecil yang gak tahu apa-apa. Hiksss padahal dari kecil itu yang ditakutkan si anak malah trauma.
Saya sendiri ditindik kupingnya saat sudah sekolah kelas 3 SD karena ibu gak tega ditindik juga karena suka diomong kok sudah besar belum ditindik. Dan saat itu ditindiknya juga bukan di dokter melainkan ditempat toko perhiasan. Karena jaman saya dulu tindik kuping lakunya ya ditoko perhiasan sekalian tindik bisa beli perhiasanya. Seingat saya ketika itu saya nangis karena sakit dan bisa diam karena mau dijanjikan akan dibelikan sesuatu wkwk. Walau pada akhirnya janjinya gak keturutan wkwk.
Gara-gara dulu sering menyaksikan anak di tindik dan saya juga merasakan gimana sakitnya ditindik jadilah saya punya harapan "Hemm kalau punya anak perempuan nanti anak saya gak bakalan saya tindik kecuali atas keinginan ia sendiri" mungkin jerih hati saya terdengar dan diamini oleh malaikat hehe jadilah ketika punya anak perempuan anak-anak saya tidak ditindik sampai sekarang. Dan saya punya alasan ngeles yang TOP agar anak tak ditindik kupingnya kecuali nanti dewasa ia punya keinginan mau ditindik baru deh tuh.
Ceritanya dulu saat si sulung lahiran dan ibu saya mau tindik kuping si sulung saya sudah menjelaskanya kalau saya gak tega dan meminta untuk jangan ditindik. Namun ibu saya menerangkan dengan sejuta kata-katanya bahwa sudah kebiasaan orang di jawa anak perempuan ditindik selagi bayi nanti seperti kamu ditindiknya sudah besar jadi tahu kan sakitnya kaya apa?
Suami yang mendengarkan percakapan kamipun ikut nimbrung "Maaf mam, di Korea anak kecil tidak ditindik kupingnya kecuali nanti ketika ia lulus SMA kalau ia mau ditindik boleh dan itu juga atas keinginanya sendiri mau 5 tindikan juga gpp asalkan atas kemauan sendiri." ucap suami. Saya yang mendengar penuturanya berfikir Ehhh nih suami tahu aja keinginan saya hehe kok ia bisa tahu ya pemikiran saya sama dengan dirinya padahal belum pernah omong lho!
Setelah saya tanyakan balik ia menerangkan bahwa di Korea anak-anak benar memang tidak boleh ditindik. Saya tanya alasanya kenapa? Suami menerangkan bahwa di Korea ada peraturan bahwa anak-anak sekolah tak boleh memakai perhiasan termasuk anting-anting jadilah karena gak mau anak-anak melanggar peraturan ketika anaknya sekolah nanti maka para orangtua di Korea sejak kecil anaknya tak ditindik. Kalaupun ketika masih sekolah ada yang ditindik kupingnya mereka tetap tak boleh memakai anting-anting dilingkungan sekolah kecuali diluar sekolah baru deh boleh-boleh saja. Wow ternyata begitu toh alasanya. Dan akhirnya tak menindik kuping anak selagi kecil sudah menjadi tradisi orang Korea.
Suami juga nambahin "Kalau emang dari sononya perempuan itu baik pakai anting maka dari sononya tuh kuping udah dibolongin sama Allah lagian kuping juga ketutup sama jilbab buat apa juga dibolongin" wkwk saya yang denger senyum-senyum dengan perkataan suami. Dan saya nimpaling ucapaanya "kalau gitu laki-laki juga gitu dong pap? kalau emang dari sononya lak-laki sebaiknya disunat kenapa dari lahir gak kelihatan disunat?" "Husssst itu mah tanya ahlinya aja deh" wakakak tawapun membahana upppsttt diem. Tapi sunat untuk anak laki-laki di Korea juga sebuah tradisi karena dari dulu orang Korea tahu bahwa sunat bagi anak laki-laki itu baik untuk kesehatan mereka.
Upppssst kok ngelantur ngomongnya ya! Kembali ke soal tindik ini, saat berada di Korea benar saja kebanyakan anak-anak perempuan kupingnya tak ditindik seperti halnya ditanah air anak bayi sudah dipakaikan perhiasan. Karena kedua putri saya kupingnya tak ditindik, jadilah saat pulkam saya suka ditanya oleh orang-orang yang melihat kuping putri saya "kenapa anak-anak tak ditindik kupingnya?" ya saya jawab saja "Di Korea anak-anak emang tak ditindik kupingnya" sebelum mereka tanya alasanya saya jawab "sudah tradisi di Korea"
Salam Sya, 2016.08.01