Karena penasaran suatu hari saat sedang kumpul minum kopi bersama rekannya ia menceritakan keanehan tersebut. Dan apa yang terjadi jelas rekan rekanya tertawa ngakak sambil berkata dalam bahasa Indonesia artinya dasar orang kampung (udik).
Mereka pun menjelaskan kalau mau ada bunyi hwanseimnida saat turun tempel dulu kartu transportasinya pada mesin yang ada di pintu belakang baru deh bisa berbunyi seperti itu.
Suami pun kembali bercerita pada rekan rekanya sebenarnya ia berpikir orang yang tempel kartu di belakang karena mereka mau bayar belakangan. Tawa pun semakin pecah... sungguh orang kampung aja tau lah ini orang yang suka bepergian keluar negeri malah lebih kampung dari orang kampung asli.
Usut punya usut ternyata kartu ditempel kembali saat turun adalah agar memperoleh diskon saat naik kembali. Arti kata biaya naik bus jika pakai kartu transportasi adalah 1250 won dan kalau saat turun ditempel kembali maka saat naik bus atau subway maka jika jaraknya tak lebih 10 Km maka tidak dihitung bayar lagi. Dihitung kembali jika jarak tempuhnya setelah 10 Km lebih maka per 5 Km tambahnya dikenakan biaya 100 won.
Lumayan menghemat pengeluaran. Jika saat turun tidak tempel kartu kembali maka terkena denda 300 won. Dan jika naik kembali langsung dikenakan biaya 1250 won.
Begitulah jadi bisa tambah mahal. Ini berlaku bukan hanya naik bus saja tapi saat nyambung naik alat transportasi lain seperti subway pun hitungan biayanya sama. Pertamanya naik bus kemudian naik lagi subway maka dihitung seperti itu jika kartu ditempel kembali saat mau turun bus. Harga bisa berlipat murahnya.
Ongkos bus ataupun subway untuk anak SD dikenakan biaya 700 won sementara anak SMA dan kuliahan 1000 won. Satu kartu bisa dipakai untuk beberapa orang, caranya tinggal sebutkan jumlahnya sama pak supir yang mau dibayarkan oleh kita. Bukan ditempel berulang ulang sesuai jumlah yang mau dibayarkan lho ya?
Cara pakai kartu bersama ini untuk harga yang sama pula. Jika kita mau bayarkan anak SD yang bersama kita maka tarifnya akan sama dengan dewasa. Kecuali beda kartu.

Walaupun bus berhenti sekali pun. Selama ini saat ia mau turun biasanya ada penumpang yang mau turun juga. Namun kali ini berbeda hanya ia sendiri. Karena tak ada yang memencet bel padahal bus tetap berhenti untuk menaiki penumpang maka pintu belakang tidak terbuka. Akibatnya paksu tidak bisa turun.... mau lewat pintu depan ya gak boleh.
Karena pintu bus di Korea fungsinya berbeda. Pintu depan digunakan untuk menaiki penumpang dan pintu belakang untuk menurunkan penumpang. Jika tidak ada yang pencet bel maka jangan harap pintu belakang terbuka. Jika kita lupa dan minta pak supir membukakan pintunya siap siap kena damprat wkwk. Inilah yang dialami paksu.