[caption caption="dokpri"]

Melewati jalanan yang berbatu kadang menemukan jalanan yang masih tanah sesekali kami berpapasan dengan anak-anak muda yang pulang dari curug. 20 menit sudah menyusuri jalanan yang jelek banget akhirnya bertemu juga dengan sebuah gardu yang kondisinya juga sudah tak layak pakai. Gardu ini mungkin tadinya digunakan sebagai tempat loket namun siapa yang mau jaga loket kalau tempatnya saja seperti itu wisss mana betah.
[caption caption="dokpri"]

Dari tadi tak ada yang jaga kata sekelompok anak muda yang pulang dari curug jadilah siapapun yang datang ketempat ini bebas keluar masuk tanpa harus membayar. Jelas saya seneng kalau harus gratis tapiiii pantaslah jika nih lokasi wajib gratis karena sesuai dengan kondisi yang tak terawat, mana ada sih yang mau bayar kalau kondisinya saja memprihatinkan.
Saya perhatikan keadaan sekitar dengan alamnya yang asri pepohonan dimana-mana sungguh menghirup udara yang bersih seperti ini jelas banyak yang mau. Jikapun harus bayar tak menjadi soal sayangnya tempat wisata seperti ini dibiarkan tanpa ada yang mengelola dan tanpa ada yang merawatnya. Harusnya nih ya? pemerintah daerah melibatkan masyarakat sekitar untuk bekerjasama melestarikan dan merawat tempat tersebut. Padahal ada sebuah kantor kelurahan ditempat ini, weeeh kerjanya apa ya mereka? masa gak tahu kalau didaerahnya ada peluang untuk bisa mengangkat perekonomian desanya dari sektor pariwisata. Sayang sekali potensi wisata yang terabaikan -_-
[caption caption="dokpri"]

Dari gardu loket yang tak terurus motor harus diparkir didekat tempat tersebut karena jalanan yang berundak-undak dari semen ataupun dari tanah asli membuat motor tak bisa digunakan kecuali motor trek-trekan. Setelah menyusuri jalanan naik turun hingga 5 kali barulah ketemu air terjun yang dituju. Jalan kira-kira 10 menit lebih barulah sampai sayangnya debit air terjun sedang tak banyak tapi banyak banget anak-anak muda yang sedang mandi. Melihat kondisi lokasi yang tak terawat membuat saya prihatin "Sayang sekali, tempat yang harusnya apik karena tak ada yang memperhatikan jadilah begini...... terlantarrr"
[caption caption="dokpri"]

Puas melihat air terjun Mandala kamipun pulang dengan menyisakan keprihatinan yang mendalam. "mereka tak tahu padahala ini merupakan peluang mereka memajukan desanya dari sektor wisata, tinggal dipoles, dipermak, buat toilet, dibersihkan, dirapihkan, dirawat, jalanan dihaluskan. Saya jamin curug Mandala lebih dikenal lagi dan curug Plesing yang terabaikanpun bisa diperkenalkan.... Orang Clacap jadi gak usah jauh-jauh pergi lihat curug di kota lain karena di kotanya sendiri ada curug yang gak kalah apiknya dari curug dikota lain.
Jadi inget slogan Cilacap "Bangga Mbangun Desa" moga slogan ini bukan hanya manis dibibir saja tapi bisa jadi inilah slogan yang bikin anak muda Cilacap bahu membahu memajukan desanya.
Berhubung saat datang debit air dicurug tak banyak jadilah untuk pic yang atas saya ambil dari mbah google. Waktu terbaik datang kecurug adalah dimusim hujan jadi bisa lihat debit air curug yang banyak.