Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ngintip Gunung Tumpeng Prabu Boko dari Atas Air Terjun Silangit dan Siklotok

26 Januari 2016   12:05 Diperbarui: 26 Januari 2016   18:38 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata masih ada curuk yang gak kalah apiknya dari Curuk Siklotok, yaitu Curuk Silangit. Wiss terus terang jalan menuju curuk yang kedua ini mesti punya stamina yang fit karena kalau enggak bisa KO alias gak kuat. Walaupun sudah ada undak-undakan, tetep aja nih tangganya curam banget cuma cukup buat satu orang. Kalau ada yang datang dari arah berlawanan kita mesti ngalah dulu.

Sampai di puncak ketinggian menuju Curuk Silangit, ternyata mata ini melihat sebuah gunung yang luncip. Kebetulan saat saya lagi jepret kamera ke arah gunung tersebut seorang bapak penduduk lokal yang lagi mau turun dan istirahat karena manggul kayu berbicara, "Itu namanya Gunung Tumpeng, Bu." Sayang yang dengar langsung nyeletuk deh, "Pantesan bentuknya sesuai namanya ya, Pak?" 

"Itu kan ada ceritanya, Bu," ucap si Bapak. Weeeit saya yang denger langsung deh antusias pingin tahu, "Gimana Pak, ceritanya?" Konon menurut cerita masyarakat di Kelurahan Kaligesing ini, jaman dulunya Prabu Boko (Raksaksa) dan Bandung Bondowoso (Sakti mandra guna) pernah tarung di sekitar desa dekat Goa Sepelawan.

Kalau tau kisah tentang Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, bisa ditarik benang merahnya kalau ternyata tuh Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso karena ia yang telah membunuh ayahandanya Prabu Boko. Ini juga tak lepas dari kisah Prabu Boko yang ingin menguasai Kerajaan Pengging. Nah, Kerajaan Pengging ini ternyata putra mahkotanya ya si Bandung Bondowoso itu sendiri. 

Pertarungan sengit itu terjadi saat Prabu Boko mengadakan acara bersih bersih desa dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk. Mengetahui hal tersebut Bandung Bondowoso punya inisiatif mengacak-acak acara yang diadakan Prabu Boko dengan memporak-porandakan semua peralatan dan sesajen untuk acara wayang tersebut.

Gak tau gimana tuh ceritanya pucuknya tumpeng untuk acara tersebut di lempar dan jatuh tepat di sebelah selatan Goa Seplawan. Dan gara-gara pucuknya tumpeng itu maka menjadi Gunung Tumpeng. Beberapa jatuh di desa dan dusun-dusun sekitar maka tak heran jika nama-nama dari dusun-dusun tersebut mengambil nama alat dan tokoh perwayangan yang konon jatuh di desa tersebut akibat lemparan Bandung Bondowoso.

Ada juga satu desa yang sampai saat ini dilarang mengadakan pertunjukan wayang gara-gara kelirnya jatuh di desa tersebut. Kelir maksudnya adalah layar untuk pertunjukan wayang nama dusun itu pun jadi dusun gunung kelir ^_^. Dengerin cerita legenda si bapak asik juga hehe sampai lupa deh tuh si bapak kalau ditungguin temannya. Puas dengerin cerita si bapak dan puas lihat Curuk Silangit akhirnya saya turun deh gak sanggup naik lagi. Cukup deh memandang Curuk Silangit dari kejauhan.

Asik dan sungguh menarik datang ketempat wisata yang punya legendanya, boleh percaya boleh tidak tapi kisah mengenai Gunung Tumpeng sampai sekarang masih bisa kita dengarkan. Puas bermain air di Curuk Siklotok dan Curuk Silangit akhirnya saya pulang juga. Tempat yang masih terjaga kebersihannya dengan alam yang asri dan sejuk ditambah ramah dan tamahnya warga desa menjadikan saya ingin datang lagi ke tempat ini.

Masih melalui jalan yang sama kami pulang dengan membawa cerita ya cerita tentang legenda Bandung Bondowoso dan Prabu Boko. Di tengah jalan si kecil melihat sekelompok kelinci berlari kesana kemari wiih ternyata ada warga desa yang memelihara kelinci. Aduh kelincinya endut-endut banget, dasar emang si kecil suka hewan pulang dari sini minta dibeliin kelinci deh akhirnya. Salah satu kandang milik warga juga ada 2 ekor rusa, wah nih pasti rusa hutan yang lepas dan tertangkap oleh warga desa nih. 

Beli petai, duren murah meriah bisa juga lihat rusa dan kelinci milik warga

ditambah lagi lihat pohon duren dimana mana dan yang gak kalah uniknya ada pohon buah kepel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun