Mohon tunggu...
Lajma Khanie
Lajma Khanie Mohon Tunggu... Lainnya - Happy Writing

Freedom jurnalism

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memandang Langit 2022

22 Januari 2022   22:52 Diperbarui: 22 Januari 2022   23:42 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

22 hari telah berlalu dari tahun 2022. Banyak hal yang terjadi di pembuka tahun. Mulai dari Omicron yang masuk ke negeri ini. Cerita seorang ustad yang dilaporkan jamaahnya sendiri. Kepergian seorang selebram, kelahiran anak-anak artis, sampai lahirnya nama Nusantara untuk ibokota baru Indonesia.

                Saya sempat terpikir, bagaimana komentar para founding father jika mendengar kabar-kabar di atas? Akankah para bapak negeri ini tersenyum, ataukah malah sebaliknya. Entahlah, yang jelas, kita sekarang masih berada di sini. Di zaman yang berbeda jauh dari masa berdirinya negeri ini. Kita hanya mengenal para pendiri negeri dari lembar sejarah yang kita dapat di bangku sekolah, atau menilik langsung dari bangunan bersejarah.

                Apa yang terjadi di masa lalu, di masa sekarang, juga di masa depan sudah menjadi catatan nasib tersendiri. Ada yang datang sebagai berita baru dan berita lama akan ditinggalkan. Namun, tidak untuk lembar sejarah. Lembar sejarah bangsa akan tetap ada setua apapun negeri ini. Sebanyak apapun jumlah hari, seberapa bertambahnya tahun, sejarah tidak akan hilang begitu saja. Dari teknologi, kita harusnya bisa menggali informasi tentang lorong-lorong waktu dahulu, yang kita mungkin tak ada di masa itu. Melalui teknologi, kita bisa menggali informasi, belajar lebih dalam tentang sejarah yang tidak ada kita di dalamnya. Seharusnya, melalui teknologi, kita lebih pintar menghargai kemerdekaan kita hari ini.

                Mungkin, sejarah akan mencatat apa-apa yang sudah terjadi di 2020, 2021, dan kini di 2022 yang membuat kita semakin bangkit. Sebagai bangsa yang majemuk, kita patut berbangga akan adanya toleransi yang tinggi di negeri ini. Kita patut berbangga masih bisa menyaksikan kebaikan-kebaikan yang orang lakukan untuk membantu sesama. Kesabaran kita, kehilangan kita, penantian kita di 2020, 2021, membuat kita bangkit untuk 2022. Kita tidak akan terpuruk, kita harusnya bisa memetik hasil dari kesabaran kita di 2022. Ya, jika 2020, 2021 kita banyak mengalah dengan waktu, berusaha untuk mengerem segalanya demi kebaikan untuk sesama, maka kita sudah saatnya bangkit di 2022.

                Saat memandang langit 2022, seolah doa dan harapan berterbangan ke angkasa. Ada mimpi guru dan siswa yang ingin kembali tatap muka, ada do'a anak untuk menemui ibunya di kampung halaman, ada do'a pedagang yang ingin melihat tokonya ramai lagi, ada harap dari para pemandu wisata yang berharap ada tur lagi, juga ada rumah-rumah adat yang ingin jama'ahnya kembali lagi. Ya, di langit 2022, ada banyak asa yang berterbangan ke udara.

Tangerang, 22 Januari 2022

in my opinion as Lajma Khanie

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun