Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Siapa yang Menanam, Niscaya akan Menuai

8 November 2022   00:36 Diperbarui: 8 November 2022   00:42 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tidak asing sekali kata pepatah ini, " siapa yang menanam, niscaya dia akan menuai (sesuai dengan yang ia tanam)". Bila ia menanam suatu hal yang baik pasti ia akan merasakan buah yang ia tanam berupa kebaikan, namun sebaliknya bila ia menanam suatu yang buruk, maka ia akan mendapatkan buah yang sesuai dengan apa yang ia tanam.

Melatar belakangi pepatah ini, saya kaitkan dengan persoalan dalam pola pengasuhan dan pemberian stimulasi pada anak yang dapat mempengaruhi perilaku dan karakter yang dimiliki anak.

Pola Asuh dan Dampaknya

Keluarga adalah unit terkecil yang pokok dalam peran perkembangan dan pertumbuhan anak, terkhususnya adalah peran orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dan memiliki tanggung jawab atas anaknya. Orang tua dipandang sebagai pengaruh sentral, sebab mereka memiliki tanggung jawab penuh untuk  mengasuh anak serta menjadi pengaruh besar dalam menciptakan karakter anak.

Dalam mewujudkan kewajiban sebagai orang tua terhadap anak, maka orang tua perlu adanya sebuah pola pengasuhan. Adapun sebelum memberikan polapengasuhan, orang tua harus memahami kebutuhan -- kebutuhan dalam menerapkan pola pengasuhan yang diberikan pada  anak. 

Orang tua juga tidak hanya memahami kebutuhan -- kebutuhan yang dibutuhkan anak, bahkan seharusnya para orang tua juga memahami tahapan -- tahapan perkembangnya serta mengetahui dampak -- dampak dari pola asuh yang diberikan pada anak.  

Teori Erik Erikson dalam psikologi anak, mengenai perkembangan sosial anak atau yang biasa disebut dengan psikososial menyebutkan bahwasanya, pada usia 2 - 3 tahun setiap individu akan melewati tingkatan perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan dalam bidang kehidupan, yakni Autonomy vs Shame (kemandirian vs rasa malu). 

Pada tingkatan ini masa awal kanak - kanak akan berfokus pada perkembangan besar yakni pegendalian diri. Pengendalian diri pada masa kanak - kanak ini dilakukan dengan pembelajaran atas tanggung jawab untuk mengontrol tubuhnya. Maka,disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan dalam setiap aspek perkembangan serta implementasi dalam proses tingkatan tersebut. 

Nah, Bagaimana Pola Asuh yang sesuai dengan Tahapan Perkembangan anak ?

Setiap orang tua akan berbeda - beda dalam memberikan pola asuh pada anaknya.  Santrok (2002) mengemukakan bahwasanya pola asuh ada tiga jenis : 

1.  Pola Asuh Otoriter 

Pola asuh ini menekankan aturan - aturan atau perilaku yang harus dipenuhi dan tidak boleh dipertanyakan. Adapun dampak yang diperoleh dari pola asuh ini adalah: anak tidak dapat mengambil keputusan secara mandiri, menjadikan kurang terbuka pada orang tua, pelanggar norma, dan penekanan diri akibat tidak adannya ruang diskusi antar anak dan orang tua. 

2. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh ini menekankan pada individualitas atau kemandirian anak, namun tetap dalam pengawasan orang tua. Adapun polaasuh demokratis merupakan pola asuh yang relevan dalam keserasian antara kehendak orang tua dan perilaku anak. Dampak dari pola perilaku ini adalah :  anak menjadi terbuka dengan orang tua yang dapat membangun relasi antar keduanya, dan anak akan memilki inisiatif untuk bertindak pada hal apapun. 

3. Pola Asuh Permisif 

Pola asuh ini adalah sebuah pengasuhan tanpa adanya penerapan disiplin pada anak ataupun tanpa adanya pengawasan yangdilakukan orang tua dalam perilaku anak. Maka dari itu, akibat dari pola pengasuhan ini anakakan terbiasa menentukan kehendaknya sendiri dan menjadikan anak egois, dan tanpa arahan serta pengawasan dari orang tua akan membiasakan anakuntuk melanggar terhadap norma sosial yang berlaku. 

 Kemudian, Seberapa Penting Pengaruh Lingkungan dengan Peerkembangan Moral Anak ?

Persoalan - persoalan yang terjadi sebab pola asuh dan lingkungan yang mencangkup interaksi dengan orang tua, guru, teman sebaya,dan lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam proses pembentukan perilaku dan karakter anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial (norma- norma kehidupan) dalam masyarakat. 

Pembinaan terhadap lingkungan dengan pola asuh yang baik atau tidak, juga akan berkaitan dengan kepribadian anak. Maka dari itu, kualitas hubungan keterkaitan anak dengan orang tua dalam awal masa kanak - kanak, sangatlah penting untuk perkembangan moral. 

Adapun pada usia 4 - 5 tahun anak akan menempuh tingkatan perkembangan moral yakni prakonvensional. Pada tahapan prakonvensional menurut Kolberg anak akan melalui tahap hukum - ketaatan, dalam artian ketika anak melakukan seuatu perbuatan, maka ia akan mendapatkan konsekuensinya. Anak akan merasa perbuatanya benar ketika sesuai dengan tujuanya, yakni memenuhi kebutuhanya sendiri ataupun orang lain. 

Perilaku Antisosial Pada Anak 

Tak jarang kita temui anak yang memilki perilaku agresif ataupun tidak patuh dengan peraturan yang ada. Dalam permasalahan mengenai perilaku yang mencangkup sosial, moral dan emosi disebut dengan perilaku antososial. 

Perilaku antisosial (dalam usia 4-6 tahun) ditandai dengan perilaku agresif yang dimiliki anak baik verbal maupun behavioral, sulit diatur ataupun tidakpatuh pada peratuan, senang merusak, memiliki rasa dendam dan sikap bermusuhan serta suka berkelahi. 

Dapat disimpulkan bahwasanya, perilaku antisosial adalah perilaku yang menyimpang aturan atau norma -norma baik dalam keluarga, masyrakat, sekolah maupun hukum. Beberapa faktor yang dapat memunculkan perilaku antisosial adalah :  faktor pribadi, keluarga, sesuatu yang berkiatn dengan sekoalh ataupun sosial. Adapun perilaku antisosial dapat ditangani dengan pembelajaran kooperatif untuk mengembangkan perilaku sosial anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun