Mohon tunggu...
Lailatul Habibah
Lailatul Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

termotivasi menulis kerena ketrikatan dengan jurusan saya dipendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Perkembangan Anak dengan Pemahaman Mendalam tentang Kognitif Piaget

30 September 2023   15:14 Diperbarui: 7 Oktober 2023   23:09 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wikiwand.com/id/Jean_Piaget

Pandangan Kognitif Jean Piaget

            Piaget memperkenalkan serangkaian konsep untuk menjelaskan bagaimana pemikiran logis berkembang pada anak-anak dan orang dewasa. Menurutnya, perkembangan kognitif dimulai dari pemikiran konkret dan berkembang menuju konsep-konsep abstrak dan logis yang lebih tinggi. Dia percaya bahwa anak-anak secara alami penasaran dengan dunia di sekitar mereka dan mencari informasi untuk memahaminya. Sebagai seorang peneliti yang mendalam dalam bidang perkembangan kognitif manusia, Piaget mengemukakan bahwa kemampuan kognitif manusia melalui empat tahap dari lahir hingga dewasa. Meskipun tahap-tahap ini berlaku untuk semua individu, usia ketika seseorang memasuki tahap tertentu dapat bervariasi antar orang.

            Dalam teorinya, Piaget menyatakan bahwa anak-anak dan orang dewasa mengalami perubahan-perubahan dalam cara mereka berpikir, dari pemahaman konkret tentang dunia fisik hingga pemahaman abstrak tentang konsep-konsep kompleks. Selama proses ini, mereka aktif mencari pengetahuan dan informasi baru untuk memahami dunia di sekitar mereka. Piaget memandang anak-anak sebagai pembelajar aktif yang secara aktif terlibat dalam eksplorasi dan pembentukan pemahaman mereka tentang dunia.

            Dalam ringkasannya, Piaget menggambarkan bahwa perkembangan kognitif manusia melibatkan tahapan-tahapan yang mencakup pemikiran konkret hingga abstrak, dengan anak-anak dan orang dewasa yang aktif mencari pemahaman tentang dunia di sekitar mereka.

Konsep Dasar Perkembangan Kognitif Piaget

            Perkembangan kognitif melibatkan pertumbuhan kemampuan berpikir operasional formal, yang mencakup kemampuan berpikir abstrak dan deduktif-hipotetis. Namun, mengukur perkembangan kognitif individu secara keseluruhan tidak mungkin karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti budaya dan lingkungan sosial yang bersifat sangat individual. Dalam konteks pendidikan, teori Piaget memiliki dampak yang signifikan. Pendekatan ini membantu pendidik memahami tahapan dan karakteristik perkembangan kognitif siswa. Dengan pemahaman ini, guru dapat menilai tingkat kognitif siswa dan memilih metode pembelajaran yang sesuai berdasarkan tahap perkembangan kognitif mereka. Pendekatan ini memungkinkan pengajaran yang lebih efektif dan relevan, sesuai dengan kemampuan berpikir siswa pada tingkat tertentu.

            Dalam esensinya, teori Piaget memberikan kerangka kerja inovatif dan kreatif bagi pendidik. Dengan memahami kompleksitas perkembangan kognitif siswa, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang merangsang perkembangan kognitif siswa dengan cara yang sesuai dan efektif. Pendekatan ini memungkinkan adaptabilitas dan kreativitas dalam mendidik siswa secara individu, memungkinkan mereka berkembang sesuai dengan potensi kognitif mereka.

Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

            Perkembangan kognitif mencakup pertumbuhan dalam berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa. Menurut Piaget, perkembangan ini terjadi melalui empat tahap yang diyakininya dialami oleh semua orang, meskipun mungkin pada usia yang berbeda-beda. Setiap tahap dimulai ketika otak mencapai tingkat kematangan yang memungkinkan pengembangan logika baru atau operasi berpikir. Meskipun semua individu mengalami tahapan-tahapan ini, kecepatan melaluinya dapat bervariasi. Namun, urutan perkembangan intelektual tetap sama untuk setiap anak. Setiap tingkat perkembangan terintegrasi dengan struktur tingkat sebelumnya dan menjadi bagian dari tingkat berikutnya. Pendekatan ini mencerminkan kekreatifan dan inovasi dalam memahami kompleksitas perkembangan kognitif manusia. Berikut beberapa perkembangan yang dikembangkan oleh Piaget:

  • Tahap sensorimotor, yang berlangsung dari lahir hingga usia dua tahun, merupakan periode di mana bayi mulai belajar tentang diri mereka dan dunia sekitar melalui indera mereka yang sedang berkembang dan aktivitas motorik. Pada tahap ini, aktivitas kognitif terfokus pada sensorik dan motorik, artinya bayi hanya dapat mengenali lingkungan melalui indera dan gerakan tubuhnya. Tahap ini adalah dasar untuk perkembangan kognitif selanjutnya, di mana aktivitas sensorimotor terbentuk melalui penyesuaian struktur fisik hasil interaksi dengan lingkungan.
  • Tahap pra-operasional, anak-anak sudah menunjukkan aktivitas kognitif terhadap hal-hal di luar diri mereka. Namun, pemikiran mereka belum terorganisir dengan baik. Mereka dapat memahami realitas di sekitar mereka menggunakan tanda dan simbol, meskipun cara berpikir mereka pada tahap ini cenderung tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis. Beberapa ciri-ciri pada tahap ini termasuk penalaran transduktif, di mana berpikirnya tidak logis; hubungan sebab-akibat yang tidak jelas; animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda hidup; artificialisme, keyakinan bahwa semua hal di lingkungan memiliki jiwa seperti manusia; penilaian berdasarkan pengamatan atau pendengaran; eksperimen mental untuk menemukan jawaban; dan egosentrisme, di mana anak melihat dunia menurut perspektifnya sendiri.
  • Tahap operasional konkret, anak-anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada di hadapan mereka. Mereka kehilangan kecenderungan terhadap animisme dan artificialisme, serta egosentrisme mereka berkurang. Namun, mereka masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas logika tanpa objek fisik konkret di hadapan mereka.
  • Tahap operasional formal, di mana anak-anak berusia 12 tahun ke atas dapat menggunakan operasi konkret mereka untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. Mereka mampu berpikir secara abstrak dan memahami argumen kompleks. Tahap ini disebut operasional formal karena anak-anak pada tahap ini tidak perlu mengandalkan benda fisik atau peristiwa konkret dalam berpikir, melainkan mereka dapat berpikir secara abstrak. Ini menandai kemampuan untuk memahami konsep kompleks dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih inovatif dan kreatif.

Refrensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun