Kumpulan awan yang hitam pekat kompak menutupi mentari yang cerah indah tuk d pandang.menangis pilu membasahi bumi seperti yang aku rasakan saat ini.Aku masih di sini bukan untuk menuju ke ajaiban datang,tapi hanya untuk melepas kerinduan .
Aku di sini mengelilingi jalan demi jalan di kampung yang indah yang bernuta kenangan
Aku melewati rumah demi rumah sampailah aku di ujung kampung .Aku lihat bendera kuning menggantung di pagar bambu.mengisaratkan pilu .
 Lalu seseorg keluar dari rumah itu.
" Ustadzah bunga!" Ucapku .aku menyalami tangan nya seperti biasa.
 "Siapa yang meninggal ,ustadzah?Rumah siapa ini?"
Ustadzah bunga merasa bingung dan mengalihkan pandangan nya ke bawah.
Yang meninggal adalah,cici."sekejap saja perasaan aneh itu kembali di dalam benak ku Belum habis dukaku atas kepergian ibu ku .searang,sahabat terbaikku cici telah di renggut dariku .Luka ini terlalu dalam untum aku obati .Bertubi-tubi kesedihan ini yang menghimpit hatiku .
 Kulihat wajah sahabat ku yang pucat tak berdarah lagi.Diam meninggalkan sejuta kenangan ,menghapus semua memori yang sudah tersusun rapi
Tetesan air mata ini sudah tidak bisa ku pendung lagi,orang yang aku sayangi semuanya sudah di renggut dariku.Aku di sini sendiri ketakutan, menggenggap kalung hati yang kalu berikan .Entah apa yang akan terjadi selanjut nya .Hidup dan mati selalu mengisi kehidupan ku .Tapi kenapa ceritanya harus seperti ini .Dua org yang sangat berharga dalam hidupku harus tiada.
 Saat ini aku percaya setiap pertemuan pasti ada perpisahan itulah yang saat ini akurasakan.
