Ayah, aku gadis kecilmu
Gadis kecilmu yang lugu, gadis kecilmu yang selalu kau manjakan. Aku masih sama seperti dahulu, yang masih suka mencuri perhatian semua orang, yang masih suka menjadikan tangisanku sebagai senjata paling ampuh. Hahh sungguh indah, bahkan sangat indah masa kecilku, iya kan ayah? Aku tau di sana kau pasti sedang tersenyum mendengarkan ceritaku ini, aku bisa membayangkannya.Â
Andai semesta mengijinkan kita tetap bersama hingga saat ini, pasti saat ini kita amat sangat bahagia kan ayah? Apakah kau tau, aku selalu melihatmu dalam fotomu yang sangat tampan berkemeja putih, ya aku tau itu cuma foto di KTP terakhirmu yang aku temukan di lemari rumah kita dulu.Â
Ayah, waktu sungguh sangat cepat berlalu meninggalkan kenangan pahitku ketika kau meninggalkanku. Aku tidak ingat persis bagaimana kau pergi, tapi seingatku saat kau pergi semuanya sangat terpukul. Aku sampai sekarang masih belum percaya kau sudah tiada, bahkan terkadang aku membayangkan kalau kau berdiri di depan gerbang menunggu aku pulang sekolah.
Ayah, aku ikhlas kau pergi. Aku tau hanya ragamu yang mati, tapi jiwamu akan selalu hidup. Ayah aku rindu denganmu, bahkan sangat rindu hingga aku selalu membayangkan kau selalu bersamaku. Entah bayangan atau kenyataan tapi rasanya seakan nyata. Gadis kecilmu ini tidak pernah salah kan ayah? Aku tau itu nyata, kau bersamaku dan selalu bersamaku.