Mohon tunggu...
Muhammad Haris
Muhammad Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Sebuah Usaha Mengabadikan Pikiran

Menulis untuk mengenali diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kematian

9 September 2020   19:28 Diperbarui: 9 September 2020   19:24 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Steemit.com

Pagi itu, Burung-burung terbang meninggalkan sangkarnya di pepohonan

Seiring pengeras suara masjid mulai berbunyi

Kaki-kaki yang melangkah jadi terhenti

Mulut yang berkata-kata diam membisu

Innalilahi wa inna illaihi rojiun, telah berpulang....

Kalimat itu terdengar jelas dari pengeras suara masjid

Diikuti mulut-mulut kembali bersuara

Begitulah kematian disiarkan

Kematian layaknya lapar yang mesti ada

Kembali tenang atau pedih adalah pilihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun