Oleh Bira Autumn
Aku terduduk di atas rumput dengan menatap horor bunga yang sudah layu dan berubah hitam di tangan. Bunga jade vine ini sangat langka. Aku bisa mati di tangan nenek kali ini. Aku benci tangan ini! Jika terus begini aku bisa membuat separuh populasi tanaman di sekitarku musnah.
Nenek Cecilia memiliki banyak tanaman obat dan bunga yang indah di tamannya. Ia sangat telaten dengan tanaman. Nenek juga sangat ahli memanggang cookies dan juga bisa merajut syal yang indah untukku. Aku iri. Aku ingin sekali menjadi wanita seutuhnya seperti nenek.
Sudah delapan bulan aku dan Sammy menjadi sepasang kekasih, tetapi tidak pernah sekalipun aku membuatkan cookies atau cake untuknya. Saat aku berusaha membuat syal, aku malah membuat benang-benangnya terbelit dan tidak berbentuk.Â
Apapun yang kulakukan dengan tangan ini selalu berakhir buruk. Untung saja Sammy tidak pernah mempermasalahkannya. Dia selalu menghiburku dengan berkata, "Tidak apa-apa, tidak usah dipaksakan."
Caranya berbicara sangat menentramkan, ditambah lagi dengan senyuman manis yang mampu membuat siapa saja luluh..
Sammy bekerja sebagai chef di salah satu restoran Chinese. Selain itu dia juga memiliki banyak bunga yang indah di pekarangan rumahnya. Benar-benar lelaki idaman.
Aku benci dengan tangan ini. Gara-gara tangan terkutuk ini, aku tidak bisa menanam tanaman apapun. Setiap kali menanam bunga, bisa di pastikan bunga itu tidak akan hidup. Bahkan bunga yang sedang segar dan bahagia akan mati bila kurawat. Itu semua membuatku tak bisa membantu nenek dan Sammy saat berkebun.
Nenek dan Sammy sangat menyayangiku. Mereka tidak pernah menganggapku aneh meskipun kondisiku seperti itu. Hanya saja nenek selalu memperingatkan agar aku tidak mendekati tanaman langkanya. Tidak masalah, yang terpenting nenek selalu sayang padaku.
Semenjak orang tuaku tewas akibat kecelakaan mobil lima belas tahun yang lalu, hanya nenek seorang yang masih menyayangi dan merawatku. Keluarga yang lain seolah melupakan keberadaanku.
Awalnya aku tidak terlalu menghiraukan bagaimana tanaman tidak bisa hidup saatku tanam. Padahal aku sudah mengikuti petunjuk sang ahli, yaitu nenekku.Â