Kenapa Anda merasa sering sekali mengalami masalah dengan gigi dan mulut Anda. Sepertinya Anda cukup rutin membersihkan gigi, tetapi tetap saja Anda mengalami sakit gigi. Kadang sariawan juga tidak absen menyapa.
Apa sebenarnya masalahnya? Apa yang menyebabkan upaya Anda tidak sukses membuat gigi dan mulut Anda sehat?
Bisa jadi, masalah terletak pada kebiasaan Anda sendiri. Beberapa pakar kedokteran gigi melihat beberapa kebiasaan dalam perawatan gigi ternyata malah menjadi serangan balik untuk gigi itu sendiri. Maksud hati merawat gigi, malah gigi Anda menjadi rusak. Apalagi kalau sudah jadi kebiasaan. Salah kaprah jadinya kan?
Makanya, kali ini kita coba kupas beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang dalam merawat gigi dan bagaimana efek sampingnya terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Menggosok gigi sebelum makan
 Masalahnya beberapa orang tua dulu memang mengajarkan anaknya untuk sikat gigi dulu sebelum makan. Terutama terjadi ketika mereka akan menjalankan sarapan pagi. Padahal ada kesalah kaprahan yang terjadi dalam urusan satu ini.
Setelah makan justru ada beberapa sisa makanan yang tidak sempat tertelan dan tersangkut di sela-sela gigi. Jadi bila setelahnya Anda tidak sikat gigi, Anda akan menyimpan sisa-sisa ini sampai waktu siang tiba. Terdengar buruk kan?
Seharusnya, sebelum memulai sarapan Anda hanya disarankan berkumur dengan air hangat untuk menetralkan rasa di lidah akibat tidur semalaman. Sementara seharusnya Anda malah bersikat gigi tepat sebelum tidur dan setelah sarapan usai. Kalau sebelum tidur Anda sudah sikat gigi seharusnya tidak ada aroma atau rasa yang terlalu tidak nyaman pada mulut pagi Anda kan?
Berlebihan menggosok gigi
Rajin bergosok gigi sepertinya sudah demikian ditanamkan pada kita sejak kecil. Tapi kan tidak disuruh untuk terlalu rajin. Seorang dokter gigi langganan mengatakan setidaknya seseorang hanya disarankan untuk sikat gigi antara 2 – 3 kali sehari saja.Â
Kalau berlebihan dari ini, bisa jadi malah email gigi Anda yang jadi korban. Email ini adalah lapisan terluar gigi yang berfungsi menjadi garda depan perlindungan gigi. Kalau email sudah rusak, gigi Anda menjadi lebih sensitif dan rapuh dari sebelumnya. Jangan kaget kalau hanya meminum satu gelas air dingin saja sudah merinding sekali. Atau sedang asyik menyesapi tulang ayam, Anda sadar gigi Anda kalah kuat dengan tulang yang Anda kerokoti.
Menggunakan wadah tertutup untuk menyimpan sikat gigi
Belakangan Anda pasti kerap menemukan produk sikat gigi yang juga sudah dilengkapi degan helm sikat. Maksudnya sich baik, supaya sikat lebih terlindung dari kotoran dan mungkin kontaminasi cairan lain di kamar mandi.
Tapi ide ini mengabaikan fakta bahwa sikat gigi juga digunakan ditempat dimana banyak bakteri hidup. Jangan salah mulut Anda itu memang salah satu rumah bakteri. Dan artinya di dalam sikat juga ada banyak potensi bakteri untuk hidup.Â
Situasi ini seolah didukung ketika Anda menutup rapat sikat gigi Anda. Lengkap sudah, udara yang lembab dan pengap, sikat yang basah dan bakteri yang berdiam di dalamnya. Dan tak lama sikat gigi Anda malah tampak kecoklatan atau kehitaman. Itu bisa jadi akibat terbentuknya fungi atau penumpukan bakteri pada sikat. Jelas tidak akan aman lagi untuk dipakai kan?
Gemar dengan makanan asam
Asam ternyata memang memiliki aspek korotif yang bisa menjadi sangat bahaya pada mulut. Asam yang berlebih akan merusak email gigi, menyebabkan efek iritasi pada dinding mulut yang pada akhirnya bisa memicu terbentuknya sariawan.Â
Dan itulah masalahnya, ketika Anda termasuk orang yang gemar dengan minuman kesehatan. Mulai dari juice buah,yoghurt, kefir, infus water, cuka kesehatan dan masih banyak lagi. Meski semua minuman ini memang menyehatkan, tetapi efek asamnya perlu sangat Anda waspadai. Apalagi kalau Anda juga gemar mengkonsumsi makanan asam seperti buah-buah asam, tape dan brem serta masih banyak lagi.
Dikatakan dalam laman ini, Anda disarankan untuk mengkonsumsi minuman asam dengan sedotan. Ini akan menghindari kontak senyawa asam pada mulut dengan berlebihan. Jadi gigi serta mulut aman, manfaat kesehatan Anda dapat.Â
Terobsesi gigi putih
Beberapa orang beranggapan gigi putih adalah standar penting untuk penampilan fisik sampai rela menguras kantung dalam-dalam demi mendapatkan perawatan gigi. Tahukah Anda sebenarnya ini bisa jadi masalah dikedepannya?
Perawatan gigi bekerja dengan dua aspek, asam dan pengelupasan. Dan keduanya bukan sekedar bekerja memutihkan gigi tapi juga merusak email gigi. Nanti setelah gigi Anda putih, gigi Anda malah jadi hipersensitif dan rapuh. Masih berpikir itu cantik?
Lagi pula pernah dengar di salah satu ulasan televisi soal kecantikan, kalau seharusnya warna gigi tak pernah melebihi putihnya warna mata. Kalau putihnya terlalu kontras, yang ada sebenarnya jadi aneh dan tidak alami.
Memakai tusuk gigi
Makanan yang tertinggal dan terselip di antara gigi memang sangat mengganggu. Lagipula bila diabaikan bisa memicu menumpuknya bakteri pada titik tersebut. Jadi memang yang paling benar, masalah ini segera di atasi.
Dan kebanyakan orang Indonesia menggunakan metode klasik, pakai tusuk gigi. Tidak salah sich, buktinya memang bekerja kan? Hanya saja pastikan Anda memilih tusuk gigi yang kuat, tetapi ujungnya tidak terlalu runcing. Salah-salah ujung yang terlalu runcing ini melukai gusi atau malah meninggalkan patahan kecil yang gantian tersangkut di gigi. Sama saja, patahan ini juga bisa menjadi sumber penyakit untuk gigi.
Menggunakan tindik pada area mulut
Gaya ala kekinian membuat banyak orang berani menjajal ide-ide yang diluar pemikiran biasa. Sebenarnya baik-baik saja sich melakukan hal semacam ini, asalkan tau benar apa yang dilakukan cukup aman.Â
Sebagaimana trend kekinian kebanyakan orang yang memasang tindikan di sekitar mulut dan lidah. Alih-alih terkesan keren, terbentuknya luka pada area mulut bisa jadi malah berkembang jadi sariawan yang menyakitkan. Luka yang terbentuk ditambah dengan kemungkinan luka terinfeksi bakteri akan menjadi masalah berat bagi Anda. Dan ini semua cuma karena Anda ingin terlihat ngetrend.
Kawat gigi yang lepas pasang
Seseorang memakai kawat gigi tak lain dan tak bukan sebenarnya demi alasan estetis. Karena dirasan bentuk struktur giginya kurang estetis, maka digunakanlah kawat gigi untuk memperbaiki struktur gigi. Namun sebagaimana Anda memasukan benda asing dalam mulut kawat gigi kerap memberi efek risih. Kadang bahkan membentuk iritasi dan sariawan pada mulut. Karenanya lalu banyak orang memutuskan melepas kawat giginya di saat tidur.
Ide ini jelas tidak direkomendasikan. Anda jelas bukan ahli orthodontis, jadi bisa saja Anda salah dalam memasang kawat gigi. Bila kawat gigi salah posisi, wajar saja kalau kemudian terbentuk iritasi dan infeksi.Â
Justru Anda disarankan untuk menahan rasa nyaman ini lebih lama. Melepasnya akan membuat efek kebal dinding mulut tidak segera muncul. Selama efek kebal ini belum muncul, sebaiknya pastikan kawat gigi tetap di mulut.
Mana yang merupakan kesalahan Anda? Atau Anda malah punya kebiasaan buruk lain yang tidak saya ungkap di sini? Bagaimana cerita Anda? Apakah Anda sendiri memiliki masalah dengan gigi Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI