Mohon tunggu...
La Dayoni Juhuli
La Dayoni Juhuli Mohon Tunggu... @ladayonijuhuli

La Dayoni Juhuli, Lahir di Hendea, Kec. Sampolawaa, Kab. Buton Selatan, Prop. Sulawesi Tenggara. Alumni SMA Negeri 2 Lasalimu Selatan. Kontak FB : La Dayoni Juhuli, IG : @ladayoni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menakar Potensi Desa Hendea Sebagai Kampung Wisata Alam di Buton Selatan

27 April 2020   00:54 Diperbarui: 27 Juni 2020   09:33 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan di puncak Langira (Arjun galeri)

Melihat keadaan muka bumi, topografi dan ekologi. Hendea tentu miliki keunikan yang berbeda dengan desa lain di Buton Selatan yang umumnya berada di kepulauan dan di pesisir pantai.

Berada di pegunungan, Hendea memiliki potensi alam yang indah, sejuk dan bebas polusi. Hendea memiliki hutan lindung, sungai yang membentang, hamparan padang rumput serta hutan alam dengan ekosistem yang terjaga.

Diantaranya adalah Puncak Larato dan Lamando yang berada di sebelah timur pemukiman warga. Disini pada malam atau pagi hari mata wisatawan pasti akan termanjakan dengan hamparan padang yang berselimut kabut atau akan di buat takjub oleh kicauan burung-burung.

Puncak Larato (Foto: Ikhsan Awambua)
Puncak Larato (Foto: Ikhsan Awambua)

Bagi wisatawan yang meminati Terekking Rafting (mengarungi sungai). Untuk itu di sebelah barat pemukiman warga, tersedia sungai Waula. Sebuah sungai yang mengalir dari pegunungan Wakaokili dan bermuara ke teluk Sampolawa. Sungai Waula berbentuk bendungan-bendungan alam dengan kedalamam satu meter hingga 30 meter dengan arus yang menantang.

Sungai Waula (foto: Ical Chaniago)
Sungai Waula (foto: Ical Chaniago)

Bagi tamu yang suka menyusuri goa vertikal akan di sajikan Goa Labuluranda. Goa Labuluranda berada sekitar dua kilometer dari pemukiman. Goa Labuluranda memiliki panjang menirus 270 meter dari mulut goa. Di pangkalnya memancur mata air sepanjang tahun.


Tinggi atap pada kisaran dua hingga  sembilan meter atau pada beberapa bagian melebihi ketinggian 10 meter. Permukaan goa melebar dan meliuk-- berpetak-petak. Memiliki empat buah kamar dengan luas masing-masing lima atau enam meter. Labuluranda juga memiliki ornamen goa yang sebagian terpelihara sejak ribuan tahun***

Catatan:

Tempat-tempat tadi sampai kini masi perawan dan suci, belum pernah Pemda datang melirik apalagi menjamahnya. Dia seperti gadis cantik yang  tersia-siakan. Andai saja pemerintah mau sedikit mengalokasikan anggaran pariwasata disini, membuat akses dan fasilitas baik serta di dukung oleh promosi yang baik. Seyogyanya Lamando, Langira, Labuluranda dan Waula akan menjadi objek wisata pendukung atau pilihan alternatif bagi setiap wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Buton Selatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun