Mohon tunggu...
Lydia Hutabarat
Lydia Hutabarat Mohon Tunggu... -

Jika menginginkan sesuatu, lakukan sampai orang mengatakan 'mustahil'

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Selalu Waspada dalam Setiap Kesempatan

23 Maret 2015   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 2000, saya selalu mengurus sendiri perpanjangan STNK, baik yang setahun sekali maupun lima tahunan. Sepanjang 15 tahun mengurus sendiri, saya melihat perkembangan yang pesat dari Samsat Jakarta Barat.  Saya acungkan jempol untuk kinerja yang semakin membaik dari tahun ke tahun.

Hanya, ada yang sedikit 'aneh' dari kejadian tadi pagi. Saya baru pernah mengalaminya.

Begini. Sekitar pukul 7.52 saya tiba di kantor Samsat untuk mengurus perpanjangan STNK dan penggantian plat nomor. Setiap penggantian plat, harus melewati cek fisik, yaitu pemeriksaan nomor rangka dan mesin. Saya masuk antrian kedua. Loket belum dibuka.

Saya turun dari mobil dan duduk bersama orang-orang yang sudah ada disitu. Sekitar hanya 3 menit duduk, loket dibuka. Semua penunggu langsung menyerbu loket, demikian juga saya. Dari antara yang antri, hanya saya yang perempuan :) . Antrian terbagi menjadi 2. Berada di antrian kedua, saya berada di baris ketiga dari depan. Tiba-tiba dari arah kanan, seorang ibu ingin menyelonong antrian saya. Saya sudah siap damprat. Tapi, tiba-tiba juga, ibu ini memegang lengan kanan saya sambil tersenyum dan mendekatkan mukanya 'Bu, lagi dapat ya?'. Saya mengerti kode itu dan tanya balik 'nembus ya?'. Ibu itu melepas lengan saya sambil minta maaf dan berlalu pergi.

Panik? Jujur, sangat panik! Tapi tunggu dulu.... Ini hari terakhir dari periode haid saya, masa bisa 'tembus'? Dalam pikiran yang sepersekian ribu detik panik, pikiran jernih mulai tertata rapi. Saya sempat keluar antrian dan ingin balik ke mobil. Tapi mengingat perjuangan menuju Samsat Jakarta Barat adalah sesuatu yang berat, saya kembali ke antrian. Seorang bapak di belakang saya tidak berebut tempat waktu saya akan keluar antrian. Saya cuma mikir 'toh para pria diruangan ini pasti mengerti tentang haid. Sudahlah tanggung kecebur'. Beres. Tapi panik :D

Tiba giliran cek fisik kendaraan, saya berusaha tutupi rok dengan atasan, berharap 'tembus'nya tidak banyak. Selesai. Saya parkir mobil dan mulai memeriksa kondisi rok 'tembus' tadi. Koq gak ada? Apa ibu itu salah lihat? Atau sengaja buat saya panik biar dia bisa rebut antrian? Atau....? Saya segera periksa isi tas. Aman.

Kembali ke lokasi cek fisik tadi, ibu itu masih menunggu seseorang yang sedang cek fisik motornya. Saya tidak menaruh curiga apapun. Saya mengucapkan terima kasih sambil berusaha mengingat wajahnya. Fisik ibu ini, tinggi sekitar 150cm, hari ini berkerudung ungu, bentuk wajah bulat agak lebar, sedikit gelap area wajah, badan gemuk sedang. Saya berdoa semoga dia bukan tukang tipu berkedok warga yang ingin perpanjang STNK. Saya hapalkan wajahnya dengan baik.

Selesai urusan di luar, saya mulai ke dalam untuk pembayaran. Tidak ketemu ibu itu lagi. Sekarang saya ketemu ibu yang lain. Tidak menyergap seperti tadi tapi dia selalu mengamati saya sejak pembayaran. Sembari menunggu STNK baru keluar, saya duduk di belakang ibu kedua tadi. Karena duduk, saya mengamati pakaiannya. Hari ini mengenakan rok merah, atasan hitam tanpa lengan, kulit putih sedang, rambut sebahu. Penampilan seperti orang kantoran. Selagi saya baca, dia menuju loket untuk mengambil STNK asli. Bicara dengan petugas lalu duduk lagi. Waktu saya dipanggil, saya mengambil STNK, kembali ke tempat duduk untuk menunggu plat baru. Dalam perjalanan menuju bangku, ibu ini melihat saya, saya balas melihat. Dari matanya saya melihat ada keingintahuan ibu ini akan sesuatu. Entah apa.

Tidak berapa lama, plat baru saya jadi, saya ambil ke loket yang sama. Ibu ini masih belum beranjak. Begitu saya akan keluar, ibu ini ikut keluar. Jalan perlahan dan clingak clinguk. Saya tidak gubris lagi dan langsung melesat ke mobil.

Saya tidak tahu apakah keduanya berhubungan atau tidak. Satu hal yang pasti, selalu waspada dimananpun kita berada. Walaupun itu kantor polisi sekalipun. Karena 'ada gula ada semut'. Pastikan saat turun dari kendaraan, tas Anda dalam keadaan tertutup. Tetap tenang dan sadar. Terpenting dari semuanya, berdoa sebelum kita beraktivitas.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun